— Nicholas Pov —
Beberapa hari berlalu. Gue masih belum tau siapa yang ngelakuin kekerasan ke Wiju. Gue perhatiin juga kesibukan Wiju cuma dikelas dan dikamar. Kalau bukan urusan OSIS dia gak bakalan keluar dari dua ruangan itu.
Gue jadi kesel sendiri. Kok bisa ada orang yang enteng tangannya. Padahal selama ini Wiju cukup diancam aja dia bakalan nurut.
Sumpah setelah beberapa bulan gue jadiin Wiju babu. Sama sekali gue gak pernah ninggalin bekas luka di badan dia. Soalnya emang dia gampang luluh meski cuma ancaman doang.
Siapa sih??? Padahal keliatannya gak ada santri yang ngeganggu Wiju meski dia lagi di landa skandal. Semuanya memilih untuk menghindar sama persis dengan yang Nicholas alami.
"Menurut lo siapa Yum?" Tanya gue ke bocah itu yang lagi nyruput mie dower.
"Siapa apanya?"
"Yang ngebully Wiju."
Yuma keliatan ngalihin pandangan ke arah Wiju yang lagi berdiri di jendela. Kita lagi di lapangan jadi bisa liat sosok dia dari luar.
"Dia keliatan Ok. Cuma murung dikit," Yuma berpendapat.
"Gue liat luka disekujur tubuhnya kemarin."
"Luka kayak apa?"
"Melepuh dan goresan gitu," seinget gue sih begitu.
"Habis dicambuk berarti, sama pengawas pesantren atau orang tuanya dia."
"Lo tau darimana?" Gue gak mau percaya ke Yuma kalau masalah beginian. Masa ada anjay orang setega itu.
"Bang Wiju punya adik namanya Harua. Gue sama dia dulu akrab banget. Coba lo tanya Jo masalah kenapa Harua ditarik sama orangtuanya tapi Bang Wiju masih di sini."
"Kenapa harus ke Jo? Lo emang gak tau?" Gue males soalnya kalau ngomong harus pindah orang.
"Harua pergi tanpa sepengatahuan gue, kenapa, kapan, dan kemana. Gue gak tau, bang," mulai nih kuping dia keliatan turun. Sedih banget berarti.
Akhirnya dengan berbekal lima onigiri gue deketin Jo yang kebetulan lagi tiduran di kamar. Pelan-pelan ngasih ke dia. Soalnya takut kabur kalau gue buru-buru.
"Lo suka nasi kan? Di kantin nasinya habis semua, jadi gue beliin ini," basa basi dulu ya.
Jo mulai duduk tegak dan makan onigiri yang gue kasih. Di atas kasur?!! Awas aja kalau ada kecoa gue mau request pindah kamar.
"Lo kenal Harua?"
Dia ngangguk. Gue lanjut tanya lagi. "Dia kenapa?"
Beberapa detik menunggu Jo selesai mengunyah. Dia bersiap buat bicara. "Emangnya kenapa?"
Aelah langsung jawab aja napa. Kebiasaan human kalau ditanya malah nanya balik.
"Yuma kan temen deket Harua ya dulu?" Jo ngangguk. "Gue disuruh Yuma buat tanya tentang Harua ke lo, soalnya dia belum tau apapun. Sebagai teman dekat dia cuma mau minta hak nya aja buat tahu."
Anjir kalau dipikir-pikir, gue jago kibul juga ya.
"Sebenernya Harua anak yang lucu. Dia beda kayak cowo lain. Suka pink, suka boneka, suka hal-hal lucu, terutama kelinci. Cuma orang tua nya ngira kalau dia menyerupai perempuan. Sempet pernah diruqyah juga. Dia dicambuk sampe teriak-teriak sakit tapi dikira yang teriak itu setan di dalam diri Harua."
Speechless banget... Gue masih nunggu kelanjutannya.
"Dalam 1 hari Harua ngejalanin ruqyah 3x. Cuma, dia tetep Harua yang suka pink, boneka, sama cute things. Karena gak ada perubahan. Orang tua Harua ngambil dia. Rumornya sih dikirim keluar negeri, tapi aku gak tau persis dimana dia sekarang."
Tanpa sadar gue di sini udah sekitar 1 jam lebih buat nunggu Jo cerita meski keliatannya cerita dia pendek banget. Soalnya doi story telling sambil makan onigiri. Dikit-dikit ngunyah dikit-dikit iklan onigiri.
Yang terpenting gue punya beberapa informasi yang bisa membantu. Kayaknya emang Wiju dicambuk. Tapi gue belum tahu pasti dia dicambuk karena bagian dari ruqyah atau karena hal lain.
tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri [ NICHOJOO ]
Romance( DISCONTINUED. ) Gue gay, tapi malah di masukin pesantren sama emak. 🏅3 #bxb - 16 Sep 24 🏅29 #homo - 22 Sep 24