Waktu Wiju masuk kelas. Dia kaget nengok lacinya ada susu putih sama secarik note.
Semangat! I'll be right here if you need someone for ur support. — Nicho.
Selesai baca note, Wiju langsung nengok ke arah meja Nicholas. Cowok itu tadinya juga ngeliatin Wiju dari belakang. Tapi, karena yang diliatin nengok, Nicholas langsung buang muka.
"Ngeri," desis Wiju takut dirinya terbawa arus. Dia langsung duduk buat persiapin diri mengikuti pelajaran.
Note yang barusan gak terlalu Wiju pikirin. Nicholas juga keliatan gak begitu peduli sama pikiran Wiju. Waktu istirahat mereka normal lagi kayak orang gak kenal. Meski kejadian tadi malem sama pagi ini bukan suatu yang terjadi pada hubungan orang asing.
"Bang Wiju sendirian terus, gak ada niat nemenin bang?" Yuma bertanya untuk memastikan.
"Biarin aja," tentu saja Nicholas tidak mau dekat dengan Wiju untuk saat ini. Karena dapat memperburuk keadaan. Ia takut jika Ibu Wiju melakukan lebih parah dari ruqyah menggunakan cambuk.
Benar saja Nicholas dan Wiju beberapa hari ini hanya berkomunikasi menggunakan secarik note. Nicholas juga tiap malam selalu menunggu Wiju di depan kamar nya. Hanya untuk memastikan jika pria itu kembali hidup-hidup dan tidak dibawa pergi dari pesantren.
Kejadian ruqyah Wiju terjadi selama 5 hari dan hanya dilakukan 1x dalam satu hari. Ini hari yang kata Wiju adalah hari terakhir. Keduanya duduk bersama di UKS. Dengan keadaan lampu mati dan hanya cahaya rembulan yang menyinari.
Wiju duduk menghadap jendela tanpa menggunakan baju. Setelah Ibunya mengoles salep dan pergi, Nicholas langsung menghampiri Wiju karena dia terus saja melamun di sana.
"Are you still ok?" Nicholas bertanya khawatir.
Sang lawan bicara mengangguk dan menghela nafas. "Akhirnya selesai. Terimakasih untuk beberapa hari ini."
Senyum Nicholas terlihat tidak mengembang. Dia menatap luka di punggung Wiju yang begitu banyak dan berwarna merah ungu. Ada beberapa spot juga mengeluarkan nanah. Jika Nicholas pasti sudah memberontak dari awal.
Namun, Wiju... Dia orang yang sabar.
"Lo pengin makan apa? Biar gue order."
"Aku mau lanjut tidur aja, malem ini maaf gak bisa ngobrol."
Nicholas mengerti. Mereka akhirnya berjalan menelusuri lorong yang gelap. Sebelum pergi ke kamar sendiri, Nicholas memilih untuk mengantar Wiju menuju kamarnya. Mereka benar-benar berpisah lebih cepat dari malam-malam sebelumnya. Meski Nicholas kecewa karena tidak bisa menghabiskan waktu dengan Wiju malam ini. Namun, dia harus bisa mengerti jika Wiju pasti lelah.
Badan Wiju terasa begitu lega saat menyentuh ranjang. Ia langsung terlelap dalam waktu kurang dari lima menit. Tanpa tahu jika tidur dengan badan terlalu lelah akan meningkatkan resiko ketindihan.
— Wiju Pov —
Pandangan ku hitam legam. Gelap. Tidak ada apapun di depan ku. Meskipun begitu aku terus berjalan menelusuri kegelapan tersebut. Hingga samar-samar aku mendengar suara tak senonoh semakin jelas.
Sebuah desahan.
Aku terus mendekat karena hanya suara tersebut yang mungkin akan menuntun ku keluar dari sini.
"Ahh Nicholas, Ahh," mata ku melotot sempurna dengan pemandangan di depan ku.
Itu adalah Aku?! Dengan Nicholas. Kami sedang melakukan... Tidak mungkin!
Aku tidak bisa bergerak saat ini. Mata ku seperti dipaksa untuk terkunci pada pemandangan mesum tersebut. Tidak bisa ku jelaskan semuanya. Itu sangat memalukan...
Kenapa aku mengeluarkan suara seperti itu.
"Ngghh ah, ahh."
Hei! Wiju! Kendalikan dirimu! Jangan memalukan diri sendiri di depan berandal itu! Suara yang aku keluarkan sangat aneh.
Terjaga.
Aku tersadar dari tidur karena suara azan 3 malam. Nafasku memburu setelah entah berapa lama badan ku terasa begitu berat untuk digerakan.
Tangan ku langsung meraba bagian selangkangan. Hanya berdiri sedikit namun tidak basah. Menghela nafas lega karena mimpi aneh itu tidak membuatku mimpi basah.
Itu adalah mimpi paling buruk daripada mimpi dikejar hantu. Aku harap ini terakhir kalinya.
tbc...
Pick one dong. Bingung mau publish yang mana dulu T_T.
KAMU SEDANG MEMBACA
Santri [ NICHOJOO ]
Romance( DISCONTINUED. ) Gue gay, tapi malah di masukin pesantren sama emak. 🏅3 #bxb - 16 Sep 24 🏅29 #homo - 22 Sep 24