11. SEBENARNYA ZEAN ANAK SIAPA

13 9 0
                                    

Sejenak, Zean merasa sesak, matanya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih sebagai pengalihan. Bertahan untuk tidak menjatuhkan air matanya.

"Tuhan benar-benar ga kasih celah buat gua bahagia sedikitpun di dunia ini," lirih Zean.

Dari arah pintu, Rey berdiri kaki saat menatap Zean yang terbaring lemah. Meski sedikit ragu, pria paruh baya itu masuk dan mendekati brankar.

Lalu, ia berhenti tepat disamping sang anak yaitu Zean, matanya tertuju pada wajah Zean yang pucat, tubuhnya yang kurus, rambutnya yang mulai menipis sedikit demi sedikit yang membuat Rey semakin khawatir.

Kenapa pria paruh baya itu baru sadar???

Bibir Zean bergetar hebat, jauh didalam dadanya yang merasa sesak. Ucapan dokternya tadi, seolah sirna begitu saja dari kepalanya hanya karena perlakuan sang ayah.

Dalam keheningan yang menyayat hati, dengan lemah lembut. Sang ayah yang menyisiri rambut sang anak seperti ingin menghapus semua luka yang terasa begitu dalam bagi Zean.

Ya, momen itu adalah hal yang sangat berharga bagi dirinya, setelah sekian lamanya. Dalam diamnya, ayahnya tetap mengelus kepala Zean dengan lembut dan penuh kasih sayang. Menguburkan penyesalan nya selama ini akan masalalu yang lewat begitu saja.

Modus banget gak sihh, perbuatan ayahnya itu.

"Usapan lembut ayah, membuat Zean tenang. Tapi justru Zean malah semakin takut, takut suatu saat Zean gaakan pernah ngerasain lagi," pikirnya yang amat khawatir.

"Ayah telat ya, Zean? Maafkan saya, kehadiran kamu dihidup saya adalah luka terberat bagi saya. Tapi mengapa melihat kamu hancur gini adalah pukulan terhebat," lirih Bagaskara sembari mengelus tangan sang anak.

Sementara itu, disisi lain Rio melihat perlakuan sang ayah pada Zean. "Lo harus liat itu, ayah itu sayang sama lo. Bahkan ayah sampe nungguin lo bangun," lirih Rio yang terus melihat kedalam.

Tak butuh waktu lama, setelah melihat itu Rio menduduki dirinya dikursi depan kamar.

Rio duduk dengan perasaan campur aduk. Didalam sang ayah memperlakukan Zean dengan begitu lembut. Rio senang, tapi juga takut disaat hari yang bersamaan.

Pov : Rio

Family
──────────────────

Rio
Ayah, Rio sama bunda diluar
ayah keluar dulu sebentar, biar
Rio yg jagain.

Bunda
Aku mau bicara sama kamu mas?

Waduhh, kira-kira apa yang mau diomongin mereka.

"Ada apa dengan Lauren?? Dia ingin membicarakan apa dengan saya" lirih Bagaskara.

Pov : Rey


Bunda
──────────────────

Mau bicara apa??

Keluar sebentar, kita bicara 4 mata
ga baik didengar sama anak

Diluar kamar

"Rio, kamu jagain Zean dulu ya, bunda sama ayah mau keluar sebentar"

"Iya bunda"

Kira-kira Rey dan Lauren membicarakan hal apa yaa??

Rey, meninggalkan ruang rawat, tangannya terulur untuk membuka pintu. Hal pertama yang ia lihat adalah istri dan anaknya. Rio menatap ayah bunda secara bergantian, kemudian Rio masuk kedalam dan menutup pintu rapat-rapat.

Lauren, sang istri menduduki dirinya di kursi depan kamar dan bertanya. "Gimana kata dokter", " stadium 4, bahkan tadi pagi anak itu gabisa bangun" jawab Rey, yang bahkan tak berani untuk menatap sang istri. (menunduk ya kepalanya).

Percakapan dimulai!

"Kapan mau ngasih tau Zean"

" bukan kah tidak usah diberi tahu? "

"Bagaimana pun juga, dia harus tetap tau mad. Apapun itu resikonya."

"Ada saatnya."

"Kapan mas."

"Kalau Zean sembuh, aku kasih tahu."

"Tapi mas."

"Aku gamau dia kepikiran trus, kalau seandainya dia tau bahwa aku bukan ayah kandungnya. Dia juga bukan anak aku, tapi anak istri pertama ku dan selingkuhan nya. Aku gamau Ren, biarkan saja dia tidak tahu..."


"Sebenarnya apa tujuan kamu mas? Kamu gamau dia sakit, tapi kamu sendiri yang orang yang menyakitinya" dalam hati Lauren. Namun, disisi lain Rio mendengar percakapan kedua orangtuanya itu.

"Ini ga salah denger kan gue, Zean bukan anak kandung ayah. Apa ini alasan ayah benci Zean?? Gue gatau sehancur apa lo kalo lo denger semua ini. Gua mohon, kali ini lo jangan bangun dulu yaa" lirih Rio sembari menatap Zean dari belakang pintu.


Ternyata Zean udah denger semuanya nih...

"Jadi gitu ya, Zean bukan anak ayah. Terus siapa orang tua Zean"
"Ternyata selama ini ayah baik banget, karena mau nampung anak haram kayak Zean"
"Sebaliknya gua orang jahat yang selalu ngemis-ngemis minta perhatian sana sini sama orang yang bahkan hidup nya gua ancurin"

Lanjut bab 12, up 2-3 hari sekali
dah dulu, mimin capek banget
Besok' lagi yaa, klo ada waktu!!

Follow komen dan vote terus yaa
Babayyy👋👋😘

Komen ya klo ada yg typo, maaf yaww






DEAR ZEAN BAGASKARA  [JAEMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang