Raya berusaha memejamkan mata, mengabaikan suara-suara yang membuatnya ketakutan. Setelah kejadian pelarian di hutan kemarin, dia merasa ada yang aneh. Bekas gigitan ular itu tak ada dan tubuh Raya baik-baik saja. Namun, ia memang sempat pingsan sebelum ditemukan oleh kedua temannya.
Suara derap langkah kembali terdengar, hal yang tak pernah Raya dengar. Mengingat apartemen yang dihuninya sekarang kedap suara. Raya kembali memejamkan mata kala terdengar suara ketukan pada jendela kaca tepat di sampingnya, dan saat dilihat tak ada apapun di sana.
Alih memberitahu kedua temannya, Raya memilih mengurung diri. Dia bahkan mengirim surat izin tidak bekerja hari ini. Raya dilanda kebingungan dan ia tak tahu apa penyebabnya.
Raya lupa mematikan akses pada apartemennya, sehingga sebuah layar hologram muncul begitu saja dan memperlihatkan Senna di dalamnya. Senna menatap temannya cukup lama, sebelum Raya sadar keberadaan Senna.
"Are you okay, Raya? Bukan gaya lo yang izin cuma buat rebahan kayak gini."
Raya malah menghela napas dan mengangkat bahunya. Rasanya ia malas untuk bicara. Raya merasakan tubuhnya semakin lemah dan ia pikir itu adalah efek bisa dari ular kemarin. Ia hanya menggerakkan tangannya, menyuruh Senna pergi.
"I'm going to send you some meds from our lab, but before that, can you close your eyes for a second?" Senna berniat memeriksa dan mengirimkan obat untuk Raya.
Raya langsung melirik Senna. "Lo itu tim accounting bukan tim medis, Senna."
"Ayolah, semua orang bisa pakai program dari labor kita, Raya. Even you were involved in the research and testing of this device." Senna kembali memastikan jika Raya pasti yang paling tahu atas kelebihan alat yang sudah dirancang sejak lama.
Raya menghela napas dan akhirnya mengikuti kata temannya. Sebuah hologram kecil mengambang di kamar Raya dan mendekat ke arah Raya. Tampak sedang memeriksa keadaan tubuh Raya seutuhnya dan dalam bersamaan semua data sudah ada di komputer Senna.
"Okay, sepertinya lo stress. It's probably from lo yang terlalu mikirin masalah eksperimen perusahaan Krios, right?"
Raya merasa begitu, tapi tubuhnya semakin tak bisa diajak kerja sama. Tanpa sadar, Raya mematikan akses kamarnya sehingga Senna langsung menghilang dari hadapannya.
Sedangkan tepat di gedung seberang Nico sibuk dengan layar-layar yang memenuhi kamarnya. Ia melakukan apa saja, yang penting menghasilkan uang, termasuk meretas sistem negara jika diperlukan. Namun, sekarang ada masalah yang harus ia bantu. Jika tidak, maka populasi manusia murni di negara ini akan habis karena ilmuwan gila di luar sana.
Notifikasi permintaan akses masuk dari Senna muncul di layar. Nico langsung menerimanya dan sekarang Senna muncul di hadapannya. Tanpa ba-bi-bu Senna memperlihatkan hasil tes kesehatan Raya.
"Please explain, I don't get it." Nico memang paling paham dengan segala bentuk sistem jaringan, tapi tidak dengan kode-kode seperti yang diperlihatkan Senna. Dia butuh penjelasan.
"Itu hasil tes lab kesehatan Raya and I found something strange, there's a formula in Raya's body. Padahal lo juga tau, Raya would never agree to use any kind of formula related to upgrading her body system."
Senna menjelaskan di dalam tubuh Raya terdapat formula buatan untuk menaikkan sistem imun tubuh bagi manusia dengan kemampuan khusus. Raya memang salah satu peneliti, tapi dia berada pada bagian teknologi benda atau berupa mesin, bukan kesehatan. Dan dari awal Raya tak pernah setuju untuk menggunakan formula itu, sebab ia merasa bangga menjadi manusia ciptaan Tuhan tanpa campur tangan manusia lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter in the Chaos - (Tamat)
Mystery / ThrillerTampak bayangan seseorang bergerak dengan cepat melewati gang-gang sempit. Ia menghindari kamera pengawas atau alat sensor yang berkeliaran di beberapa gang yang dekat dengan kota besar. Ada dua kemungkinan, dia adalah manusia hasil dari kecerdasan...