9. Strategi Baru

33 21 4
                                    

"Kalian gak bisa egois kayak gitu dong!" Kael menatap kedua temannya kecewa. Apa yang dilakukan Zyron sama saja menyerahkan Nico dan teman-temannya ke lubang buaya. Mereka akan langsung ditangkap dan tidak akan diampuni. "Tindakan kalian berlebihan," tunjuk Kael.

"Apa yang dilakukan selalu ada dampaknya, El, lo harus tau itu. Mereka mau semuanya dipublikasikan, jadi mereka harus menerima resikonya." Nova menatap Kael datar, seakan tindakan yang ia lakukan bukan masalah besar baginya. Dia tidak seperti Nova yang dikenal.

"Va, lo sendiri yang bilang waktu kita dapat video itu. Ketika diakses dan dilihat oleh publik server kita bakal langsung kebaca dan gak hanya itu. Lo juga yang bilang mereka bakal lakuin apa aja buat dapatin pelaku penyebar berita, bahkan mereka gak segan nuduh orang yang gak bersalah dan dihukum di tempat umum. Seakan mengatakan siapapun yang menentang Krios atau siapapun yang menentang negara akan dihabisi secara terang-terangan!"

Nova berdiri tegak, rahangnya mengeras ketika mendengar kata-kata Kael. Matanya menyipit, memperlihatkan ketegangan yang memancar di wajahnya. Bibirnya menipis, seperti menahan diri agar tidak mengeluarkan kata-kata yang mungkin ia sesali nanti. Nafasnya mulai tak beraturan, dadanya naik turun dengan cepat, menandakan betapa besar amarah yang coba ia redam. Jemarinya mengepal, nyaris memutih, menunjukkan usaha kerasnya untuk tetap terkendali. Seluruh tubuhnya menegang, seolah setiap serat ototnya menolak untuk tunduk pada keadaan. Ada api yang berkobar di matanya, memancarkan ketidaksenangan yang tak bisa ia sembunyikan lagi.

Zyron mendorong pelan Kael ke belakang. Bukan saatnya mereka berdebat seperti ini. Apalagi melihat keadaan Nova yang mulai tidak terkendali. Zyron mendengarkan apa yang dikatakan Kael di dalam hatinya dan ia mengangguk paham.

"Kita bicarakan nanti kalau udah tenang. Gue sama Nova ngelakuin ini karena kami udah punya beberapa rencana. Cuma keadaannya tadi lo gak sama kami, jadi kami gak ngasih tau."

Kael mengatur napas perlahan, ia melirik Nova. Tatapan perempuan itu masih tajam, sudah jelas dia bukan Nova. Perempuan yang ada di depan Kael sekarang adalah manusia yang sedang dikendalikan oleh sistem. Bisa dikatakan semi manusia robot (?)

"Kita gak bisa kayak gini terus, El. Sistem dalam tubuh Nova semakin memburuk. Kalau emosinya meledak sekarang, papanya bakal tau keberadaan dia dan keberadaan kita semua."

Di sudut lain, tak jauh dari ruangan tersebut, Raya tidak sengaja mendengar percakapan itu. Wajahnya berubah, keningnya berkerut. Dalam hati, ia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia tidak bisa mendengar dengan jelas, tapi intonasi dan emosi yang didengar membuatnya berpikir bahwa ini semua lebih buruk dari kelihatannya.

Raya muncul dengan tiba-tiba, menyebabkan ketiganya menoleh ke arahnya. Wajahnya tampak tak bisa dideskripsikan, tapi satu hal yang pasti; ia tampak marah.

Raya mengusap wajah hingga rambutnya ke belakang. Dia tampak seperti berpikir sebelum mengatakan apa yang ada di kepalanya. Raya mengangguk pelan dan menggembungkan kedua pipinya.

"Jadi, dari video tadi ..., kami yang bakal tanggung jawab?" tanya Raya, raut wajahnya terlihat sedikit tenang. "walau bukan kami, tapi karena salah satu orang Krios adalah papanya Nova mereka bakal nuduh orang lain? Dan orangnya itu gue sama temen-temen gue?"

Senna dan Nico ikut muncul di belakang Raya, kebetulan mereka sudah selesai mengisi tenaga dengan makanan yang diberikan Zyron. Nico yang langsung paham dengan situasinya, alih bertanya dia malah tertawa dan menganggukkan kepalanya dengan santai.

"Honestly, I'm not even surprised anymore. Kalian pasti punya maksud lain nyelamatin kami. Rencana kalian udah disusun dari jauh hari, kan? Bahkan sebelum kalian menemukan kami bertiga. Atau dari awal kalian cuma mau jadiin kamu scapegoat, kan?"

Laughter in the Chaos - (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang