Seperti melihat virus zombie yang sedang menyebar. Nova, Zyron, dan Kael tidak bisa mengendalikan diri mereka sendiri. Kael masih membenturkan kepalanya ke dinding tanah, Zyron pun berusaha menutup telinganya karena menahan banyaknya bunyi yang berdengung di dalam sana, dan begitu juga dengan Nova, tubuhnya gemetar dan hidungnya mulai mengeluarkan darah.
Raya menahan bahu Nova, dia berusaha menyadarkan perempuan itu. Berbeda dengan Senna dan Nico yang masih diam membatu, otak mereka sedang berpikir, apa yang harus ia lakukan.
"Guys, snap out of it! This isn't the time to freeze!" Raya berteriak menyadarkan Nico dan Senna, bukan saatnya mereka diam seperti itu..
"Tapi mereka kayaknya kacau banget, Raya. I don't even know where to start." Senna bingung harus memulai darimana. Dia bahkan tidak sanggup menarik Kael atau menahannya untuk berhenti.
"They look ... they're barely holding on. How can we even—" Nico pun tampak putus asa karena melihat ketiganya tidak mungkin bisa bertahan. "Kita gak bisa nyelamatin mereka, kita gak punya apa-apa." sambung Nico setelah mengambil napas dalam.
"Kita bisa!" Raya beralih pada Nico, ia memegang kedua bahu temannya dan menatapnya lekat. "Ingat, Zyron bilang kalau Krios memperluas zona keamanan mereka. This isn't about what's possible or impossible, kita usaha dulu. Yang pertama, kita seret mereka mundur!"
Nico langsung beralih kepada Kael, ia menarik laki-laki itu sekuat tenaganya untuk menjauh dari dinding tanah. Ternyata kekuatan Kael bukan main, beberapa kali Nico ikut terbentur pada dinding. Sedangkan Senna membantu Zyron menutup telinganya, ia berpikir sumber kerusakan ada di sana, sambil membantu Zyron menjauh dari zona keamanan Krios. Hingga beberapa langkah mereka mundur, laki-laki itu terduduk lemah dan tangannya sudah terlepas dari telinga.
"Are you okay? Is there anything more I can do for you?" tanya Senna panik, hingga ia lupa jika harus menggunakan bahasa Indonesia di depan Zyron dan teman-temannya. "Ah, maksud gue, lo baik-baik aja? Ada hal –"
Zyron menggelengkan kepala dan mengusap telinganya. Dalam situasi seperti ini ia tidak mempermasalahkan bahasa apa yang mereka gunakan. Fokus Zyron teralihkan saat melihat Nova dan Kael masih berada di depan sana. Tanpa berpikir panjang ia pun berniat membantu temannya, tapi ditahan oleh Nova, perempuan itu menggelengkan kepala.
"Lo bakal mati kalau ke sana." Senna menatap Zyron. "Kasih kami perintah dan arahkan dari sini. Biar kami yang gerak."
Zyron tidak bisa bernapas dengan tenang, dia bahkan tidak percaya jika Senna dan temannya yang mengambil alih. Melihat keraguan Zyron, Senna berusaha memastikan kembali.
"Kami bukan manusia yang buta teknologi, Ron. Kami mantan pegawai di Krios kalau lo lupa."
Setelah berusaha keras, Nico akhirnya berhasil membawa Kael menjauh dari zona bahaya. Tubuhnya terasa berat dan kakinya gemetar karena kelelahan, tapi ia tidak berhenti. Ia menyeret Kael yang masih tidak mengendalikan diri. Luka di kepala Nico akibat benturan kuat pada batu di dinding tanah membuat pandangannya kabur, dan punggungnya terasa perih karena berusaha melindungi Kael agar berhenti melukai dirinya sendiri. Namun, Nico terus maju, menahan rasa sakit, hingga akhirnya berhasil membawa Kael ke tempat yang lebih aman, di dekat Zyron.
Dengan napas yang terengah-engah, Nico segera beralih untuk membantu Raya. Ia melihat Nova yang tidak berdaya, tubuhnya terkulai, dengan darah yang mengalir dari hidungnya. Nico segera mengangkat tubuh Nova dengan hati-hati, memeluknya erat seolah takut ia akan hancur, lalu membaringkannya di depan Kael. Senna yang melihat kondisi Nova bergerak cepat, tanpa ragu ia merobek ujung bajunya. Tangannya gemetar saat ia menekan kain itu ke hidung Nova, mencoba menghentikan darah yang terus mengalir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter in the Chaos - (Tamat)
Mystery / ThrillerTampak bayangan seseorang bergerak dengan cepat melewati gang-gang sempit. Ia menghindari kamera pengawas atau alat sensor yang berkeliaran di beberapa gang yang dekat dengan kota besar. Ada dua kemungkinan, dia adalah manusia hasil dari kecerdasan...