Ruang tahanan di Gedung Krios terasa mencekam. Dinding-dindingnya terbuat dari logam dingin berwarna abu-abu matte, tanpa jendela, hanya diterangi oleh cahaya redup dari lampu-lampu neon yang bergetar di langit-langit. Udara terasa tebal dan pengap. Suara langkah sepatu berat para penjaga yang semakin mendekat bergema melalui koridor sempit. Di dalam ruangan, Nico, Raya, dan Senna berdiri diam, napas mereka tertahan. Hanya suara detak jantung yang terdengar jelas di telinga masing-masing.
Mereka berada di ruang tahanan yang seharusnya penuh dengan para aktivis yang telah kabur. Mereka panik ketika setiap langkah mereka menimbulkan alarm. Sebuah alarm keras, nyaring, dan mengancam, yang menyuarakan kedatangan bahaya. Mata Nico berputar gelisah, tangannya gemetar sesaat, tetapi kemudian ia menarik napas panjang. "Kita harus tenang dan kita gak boleh panik," bisiknya, suara parau, tapi tetap penuh kendali.
Di luar mereka bisa mendengar percakapan penjaga yang kebingungan. "Di sini kosong!" salah satu penjaga terdengar berteriak, suaranya dipenuhi rasa tak percaya. Langkah kaki semakin banyak, semakin cepat. Mereka datang.
Nico, Raya, dan Senna dengan cepat bersembunyi di balik panel logam besar yang sedikit terbuka di sudut ruangan. Panel itu terhubung dengan jaringan pipa dan kabel, area yang tidak sering diperhatikan. Di tempat persembunyian yang gelap dan sempit, mereka menahan napas. Senna mengepalkan tangannya, menahan dirinya agar tetap kuat, sementara mata Raya menatap layar Neura-Tab yang berkilauan samar di tangannya.
"Senna, aman?" Nico berbisik.
Senna menahan napas, menyusupkan kepala sedikit untuk mengintip. Para penjaga tampak bingung. Mereka menyisir ruangan dengan hati-hati, senjata otomatis di tangan. "Aman. Untuk sekarang," jawabnya pelan, meski tubuhnya masih gemetar.
Mereka tahu bahwa mereka tidak bisa lama bersembunyi. Nico mengeluarkan perangkat portabel milik, Zyron, sebuah alat canggih dengan layar holografik yang muncul dari perangkat seukuran telapak tangan. Dengan cepat, dia memetakan seluruh ruangan dan gedung Krios. Hologram bangunan muncul di udara di depannya, menampilkan jalur-jalur yang mungkin bisa membawa mereka bertemu dengan Nova, Zyron, dan Kael. Atau setidaknya jalan menuju jalan bawah tanah tempat awal mereka masuk.
"Ini," gumam Nico sambil menunjuk sebuah titik di hologram, suaranya sangat pelan. "Ada ventilasi udara di sisi barat. Kita bisa ke sana, tapi kita butuh waktu untuk sampai. Dan alarm harus dimatikan. Gue juga ketemu ruangan yang mungkin jadi tempat Dr. Aziel. Gue ngerasa mereka ada di sana."
Raya mengangguk cepat. Dia segera mengakses sistem keamanan Krios melalui Neura-Tab. Cahaya biru terang dari tab itu menerangi wajahnya yang penuh konsentrasi. Jari-jarinya bergerak cepat di udara, seolah mengetik pada sesuatu yang tidak terlihat. Neura-Tab, teknologi canggih milik Nova yang memproyeksikan layar holografis langsung ke otaknya, memungkinkan Raya mengakses sistem dengan kecepatan kilat. Namun, ada tantangan lain: sistem keamanan Krios dilindungi oleh lapisan enkripsi yang rumit.
Sambil menatap layar itu, otaknya berpacu melawan waktu. Aliran data bergerak cepat di depan matanya, seolah-olah ia menelusuri labirin digital yang rumit. Suara dentingan halus terdengar dari perangkat, memberitahukan dia bahwa alarm masih menyala.
"Semoga ini bisa dalam waktu lima detik," ucap Raya pelan. Wajahnya berkeringat, tapi dia tetap fokus. Nico dan Senna menunggu dengan gelisah, mata mereka sesekali melirik ke pintu, memastikan tidak ada penjaga yang kembali.
Raya mengaktifkan alat lain yang diberikan Zyron—sebuah lensa kontak canggih yang sudah tertanam di matanya. Lensa itu terhubung dengan perangkat digital di tangannya, memperkuat konektivitas dan kontrolnya terhadap sistem Krios. Di balik kelopak matanya, muncul layar kecil yang hanya bisa dia lihat sendiri. Ini memberi dia akses tambahan ke kode-kode rahasia yang tersembunyi dalam sistem gedung. Alarm itu mulai melambat ..., detik demi detik, kemudian ...,
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter in the Chaos - (Tamat)
Mystery / ThrillerTampak bayangan seseorang bergerak dengan cepat melewati gang-gang sempit. Ia menghindari kamera pengawas atau alat sensor yang berkeliaran di beberapa gang yang dekat dengan kota besar. Ada dua kemungkinan, dia adalah manusia hasil dari kecerdasan...