Di laboratorium milik Dr. Aziel, dinding penuh layar monitor yang menampilkan data tentang sistem tubuh Nova dan Zyron. Mereka berdua terbaring di atas meja laboratorium, terhubung dengan selang-selang transparan yang terhubung ke mesin besar. Alat tersebut secara perlahan menyedot formula yang telah diimplementasikan dalam tubuh mereka.
Dr. Aziel meninggalkan ruangan dan Kael masuk dengan hati-hati memastikan tidak ada seorang pun yang melihat. Ia segera menggantikan alat yang digunakan untuk menyedot formula tubuh Nova dan Zyron dengan alat baru yang ia bawa.
Kael mulai memasukkan formula baru yang berhasil dicuri dari perusahaan Krios. Tangannya bergerak cepat dan tepat, memasang alat baru dan mengisi ulang formula ke tubuh kedua temannya. Bukan pekerjaan yang sulit karena setiap bulan mereka sudah melakukannya.
Keadaan Zyron dan Nova sangat lemah, tapi mereka berusaha mengacungkan jempol pada Kael. Rencana mereka berjalan sempurna. Pengkhianatan Kael hanyalah bagian dari strategi yang sudah disusun sebelumnya.
"Kita bakal lebih kuat," kata Kael dan mengedipkan matanya. Setelah selesai dengan kedua temannya, Kael beralih pada tangannya sendiri. "Gue udah amankan ruangan penyimpanan formula, jadi sebelum keluar kita harus ambil beberapa formula lagi untuk persediaan beberapa waktu ke depan."
"Gak usah terlalu terobsesi, El, nanti lo yang jadi manusia abadi," ledek Nova.
"Janganlah, capek pasti jadi manusia abadi," timpal Kael. Ia berjalan mendekati Nova dan mengusap kepalanya. "Lo harus cepat pulih, lo belum sampai di tujuan."
Zyron dan Nova mulai merasakan kekuatan baru yang mengalir dalam tubuh mereka. Namun, belum sepenuhnya menyesuaikan. Dalam beberapa detik mereka mengernyit dan meringis menahan sakit karena efek dari formula itu.
Kael masih berdiri di samping Nova dan Zyron, memeriksa alat-alat yang terpasang di tubuh mereka. Dia juga memastikan monitor milik Dr. Aziel tidak merespon keadaan tubuh temannya.
"Mau gue lepas sekarang?" tanyanya dengan suara rendah, sedikit khawatir.
"Jangan," tahan Nova, suaranya serak. "Papa bisa ke sini kapan aja. Kalau dia tahu alat ini dilepas, rencana kita bisa gagal."
Kael mengangguk, menghentikan niatnya. Namun, Nova mulai merasakan sesuatu yang aneh di tubuhnya. Tubuhnya bergetar pelan, sensasi yang tak biasa merambat dari sistem sarafnya. Nova mencoba merasakan dengan tenang, pikirannya mulai terhubung dengan Neura-Tab yang sebagian sistemnya sudah ada di dalam tubuhnya.
"Ada sesuatu," gumam Nova. Beberapa saat kemudian ia berdecak kesal saat pikirannya tidak bisa terhubung dengan perangkat tersebut. "Raya sama temennya gimana?" tanya Nova.
"Dia berhasil keluar. Mereka aman." Suaranya berusaha memberi rasa tenang, tapi Nova menggelengkan kepala.
Nova menoleh ke arah Zyron yang masih terbaring di sebelahnya. "Ron, coba cari mereka. Gue ngerasa ada yang gak beres, Neura-Tab ngirim pesan ke gue, tapi gak bisa gue baca."
"Mereka aman, Va. Gue yang bantu mereka keluar." Kael berusaha meyakinkannya.
"Sekali ini aja, coba dulu. Gue ngerasa mereka masih di gedung ini."
"Gue gak yakin bisa, tapi gue coba dulu."
Zyron menutup matanya, berkonsentrasi. Keningnya berkerut saat ia mencoba melampaui batas jarak yang bisa ia jangkau dengan telepati. Nova dan Kael menunggu dengan harapan Zyron berhasil menemukan Raya dan teman-temannya sebelum Dr. Aziel kembali atau ditangkap oleh tim keamanan Krios.
Zyron mengernyitkan dahinya, ia mulai mendengar isi pikiran orang di sekitarnya, tapi diabaikan karena tujuannya mencari Nico dan yang lain. Namun, yang ia dapatkan bukanlah keberadaan Mereka. Sebaliknya, ada sinyal lain—gelombang yang menggetarkan pikirannya. Dr. Aziel sedang menuju ke ruangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laughter in the Chaos - (Tamat)
Mistero / ThrillerTampak bayangan seseorang bergerak dengan cepat melewati gang-gang sempit. Ia menghindari kamera pengawas atau alat sensor yang berkeliaran di beberapa gang yang dekat dengan kota besar. Ada dua kemungkinan, dia adalah manusia hasil dari kecerdasan...