12. Pengkhianatan?

38 21 3
                                    

"Jalan kita sampai di sini, gue punya misi sendiri dan kalian juga. Apa yang kalian lihat sekarang udah tersimpan di sini." Nova menyerahkan Neura-Tab miliknya pada Raya. "Gue harap kalian bisa jadi pahlawan di masa ini."

Nova tersenyum tipis sebagai salam perpisahan, "Jaga mereka, gue udah tau dimana papa gue," ucapnya kepada Kael dan Zyron

Zyron dan Kael saling pandang, lalu beralih kepada Nova. Mereka serentak menggelenglan kepala. "Gak bisa, Va, mana mungkin kamu biarin lo pergi sendiri." Kael bersikeras, langkahnya maju mendekati Nova seolah mencoba menghentikannya.

Nova malah tertawa dan menepuk bahu Kael. "Kael, Ayolah, El, ini masalah keluarga gue. dari awal pun gue udah niat buat nyelesain sendiri," ucap Nova, suaranya terdengar tenang seakan menghadapi Dr. Aziel bukan masalah bsesar baginya.

Nova kembali menepuk bahu Kael dan Zyron bergantian "Bawa Senna, Raya, sama Nico ke tempat aman. Kalau bisa minta bantuan Astra atau Kaiden cari orang buat lindungi mereka di luar."

Senna, Raya, dan Nico tak berkata-kata sejak tadi, mereka juga bingung harus berbuat apa. Melarang pun tak mungkin karena dari awal Nova sudah menegaskan jika tujuan mereka memang berbeda. Namun, entah kenapa melihat Nova pergi seperti itu rasanya seperti ada yang salah.

"Gue pergi, gue tunggu nama dan foto kalian terpampang dimana-mana, tapi bukan sebagai buronan." Nova tertawa di ujung kalimatnya dan menepuk bahu Nico. "Lo keren, Co. Curiga gue kalau di darah lo juga ngalir sistem jaringan teknologi," sambungnya dan kembali terkekeh.

Nova pun berbalik, meninggalkan mereka dengan langkah yang berat namun pasti. Sebenarnya langkah Nova begitu berat, dia pun tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja, terutama Kael dan Zyron. Mereka sudah lama bersama, bahkan selama mereka hidup, mereka bisa dikatakan sudah hidup bersama. sebelum perpisahan yang menyakitkan itu terjadi,

Beberapa jam yang lalu, tepat setelah mereka berhasil meretas sistem keamanan Krios, ia menerima sebuah pesan yang membuat dunia sekitarnya seakan berhenti. Itu adalah suara yang tak asing—suara papanya, Dr. Ziel. Pesan itu tak datang dari perangkat komunikasi biasa, melainkan langsung masuk ke pikirannya, memaksa Nova mendengar setiap kata yang dikatakan.

"Papa udah peringatkan kamu dari sebelum kamu masuk ke zona Krios, tapi kayaknya kamu gak dengar. Kalau kamu mau teman-temanmu selamat, kamu harus datang sendiri. Ini adalah satu-satunya cara agar mereka selamat."

Gak dikasih tau pun, gue bakal datang sendiri, batin Nova dengan penuh kekesalan. Dia bahkan sudah mempersiapkan hadiah menarik untuk laki-laki yang masih ia sebut 'papa' itu.

**

Ruangan terasa dingin, Nova berada disebuah laboratorium berteknologi tinggi, bahkan lebih canggih dari milik Zyron. Cahaya putih menyilaukan memancar dari lampu di langit-langit, menciptakan bayangan tajam di sekitar tempat tidur canggih tempat Nova terbaring. Tangannya diikat kuat pada kedua sisi ranjang dengan sabuk logam yang terasa dingin dan keras di pergelangannya. Ia tidak bisa bergerak. Bahkan napasnya terasa berat, dadanya naik turun dengan terengah, antara panik dan marah.

Beberapa saat yang lalu ketika Nova berjalan menuju ruangan papanya, dia dihadang oleh tiga orang asing dengan senapan panjang di punggungnya. Nova tak panik, dia malah menatap mereka satu persatu.

"Saya sudah punya janji dengan Dr. Aziel."

"Kami sudah tahu dan itu tujuan kami menjemput Anda," ucap salah satu di antara mereka.

Nova pun mengangguk santai dan satu orang memimpin jalan. Namun, baru beberapa langkah Nova merasakan sesuatu yang dingin menempel pada tengkuknya. Ketika ia menoleh, kakinya terasa lemah dan jatuh begitu saja. Nova kehilangan kesadaran dirinya dan saat terbangun dia sudah mendapati kepalanya terhubung dengan serangkaian kabel, yang menjalar ke alat yang berderak-derak di sebelahnya. Setiap suara mesin itu terasa seperti gema ketakutan, mengingatkan Nova bahwa ia benar-benar dalam genggaman papanya kali ini. Tidak ada jalan keluar yang terlihat, tidak ada kesempatan untuk melawan.

Laughter in the Chaos - (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang