Lebih Dekat (Confused)

354 63 30
                                    

Sesuai dengan janji Ahyeon, hari ini ia pergi mengantar gadis yang lebih muda ke sekolah.

Sudah 5 menit berlalu, namun belum ada percakapan apapun diantara mereka selain hanya saling bertukar senyum. Bicara lewat tatapan seperti ini, nyatanya lebih mendebarkan dari yang mereka kira.

Keduanya sama-sama merasa bingung harus membahas apa, padahal banyak sekali topik yang bisa diajukan, tapi mereka lebih memilih diam dan saling curi-curi pandang. Ditambah dengan kondisi detak jantung mereka yang sejak tadi terasa lebih cepat dari biasanya, membuat moment ini terasa jauh lebih menantang.

Tapi anehnya, detak kencang tersebut malah membuat mereka merasa ketagihan, mereka suka dengan sensasinya.

"Uhm unnie... apa unnie tidak takut terlambat ke kantor jika harus mengantarku dulu? Bagaimana kalau atasan unnie marah? Aku tidak ingin unnie terkena masalah" akhirnya Rora memberanikan diri untuk bicara.

Jujur saja, ia sedikit gelisah melihat Ahyeon yang terlalu membelanya saat ini. Demi mengantar ia ke sekolah, wanita itu jadi mengabaikan pekerjaannya.

"Waeyo? Apa kau khawatir?" Balas Ahyeon tenang. Ia sesekali memalingkan wajahnya dari jalanan demi bisa melihat wajah menggemaskan Rora yang saat ini ada disampingnya.

"Tentu saja, bagaimana kalau unnie terlambat dan unnie mendapat sanksi di kantor? Aku bisa pergi ke sekolah dengan bus seperti biasa, unnie tak perlu merasa tak enak hanya karena aku memasak menu sarapan kita dirumah. Bukankah kita saling setuju tentang ini? Aku tidak menganggap itu sebuah hutang yang harus dibayar"

Bukannya menjawab, Ahyeon malah mencubit kecil pipi Rora.
Mengapa gadis muda ini terlihat lebih menggemaskan ketika mereka menghabiskan waktu berdua.

Tidak bisakah waktu berhenti sejenak? Biarkan Ahyeon merasakan efek Dopamine ini lebih lama.

Ingin rasanya ia bolos bekerja dan memilih untuk menemani Rora sepanjang hari. Pasti rasanya sangat menyenangkan.

"Tidak akan ada yang berani memarahiku Dain-ah, tenang saja"

Rora melotot "Bagaimana unnie bisa seyakin itu? Unnie bilang unnie bekerja dikantor, yang namanya bekerja harus disertai dengan tanggungjawab bukan? Dengan mengantarku ke sekolah, secara tidak langsung unnie telah mengabaikan kedisiplinan unnie sebagai pegawai. Unnie tidak boleh seperti itu...." gadis tersebut memajukan bibirnya. Heran dengan sikap tenang Ahyeon.

"Jam kerja unnie baru dimulai jam 8 Dain-ah, sekarang masih pukul 07 lewat 20 menit. Unnie masih punya banyak waktu untuk pergi ke kantor dengan aman. Jangan memarahi unnie hanya karena unnie ingin mengantarmu hm? Atau jangan-jangan kau tidak suka unnie antar ya?" Pancing Ahyeon.
Ia ingin melihat reaksi Rora lebih jauh usai ia tuding.

Gadis muda menggeleng cepat "anniyo... tidak seperti itu, aku suka, sangat suka malah"

Mendengar jawaban Rora, Ahyeon mengulum bibirnya. Ia tak ingin memperlihatkan senyum lebarnya karena terlalu senang dengan reaksi yang diberikan gadis pujaannya.

"Jeongmal? Kau suka?"

Rora mengerjapkan kedua matanya.
Percakapan macam apa ini? Ia tidak bermaksud untuk menarik Ahyeon kedalam obrolan yang ujung-ujungnya malah ia yang jadi salah tingkah sendiri.

Mereka belum banyak bicara tentang berbagai konteks yang lebih personal, namun interaksi yang ada diantara keduanya terkesan lebih dekat dari yang seharusnya. Seolah mereka sudah kenal lama, dan tak malu untuk menunjukkan kepribadian yang lebih ekspresif.

"Hum i-iya... aku suka unnie mengantarku" Suara Dain memelan. Antara ragu dan malu. Ia takut Ahyeon berpikir yang tidak-tidak tentang dirinya setelah pengakuannya tersebut.

CheeZe CaKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang