Posesif

311 65 60
                                    

Setelah menimbang-nimbang, akhirnya pasangan baru ini memilih untuk ikut ke mall bersama Hyo Joo, sang eomma.

Ahyeon berdandan secantik mungkin demi bisa menyandingi pesona kekasihnya. Walau Dain hanya mengenakan sebuah kemeja dan jeans, namun untuk penampilan se-simple itu saja, Rora terlihat begitu karismatik dan menawan.

Wajar jika sang direktur lumayan ketar-ketir, ia takut banyak oranglain diluar sana yang memberikan atensi lebih kepada gadisnya. Meski ia sendiri tau, bahwa Dain bukan tipe yang suka tebar pesona apalagi mudah untuk digoda. Tapi tetap saja, sebagai pasangan, Ahyeon memiliki sisi cemburu dan posesif.

"Chagiya, bagaimana penampilanku? Apa sudah cantik?" Ahyeon bertanya pada sang kekasih setelah dirinya kelar memoles makeup.

Dain melirik. Ia menelisik penampilan wanitanya dari atas sampai bawah, harus ia akui Ahyeon sungguh cantik ketika berada di mode feminim, diluar dari penampilannya saat ke kantor. Tapi ada satu hal yang mengganjal hati Rora, pakaian atas yang dikenakan Ahyeon cukup terbuka, mengekspos bahu indahnya dan itu sedikit mengganggu pandangannya.

"Unnie.... kau sangat cantik, tapi..... bisakah kau mengganti setelan atasnya? Atau paling tidak kau mengenakan cardigan jika tidak ingin repot menukarnya" balas Dain, ia masih menaikkan atensinya dengan memandangi Ahyeon hingga ia lupa berkedip.

"Ck, kenapa sayang? Bukannya pakaian ini bagus... aku baru membelinya bulan lalu, dan belum ada ku pakai samasekali. Apa salahnya aku mengenakan ini saat bersamamu" Ahyeon berdalih, agak keukeuh dengan pakaian pilihannya.

Rora menggaruk tengkuknya, ia berjalan mendekat ke arah Ahyeon, berdiri bersebelahan dimana sang direktur masih sibuk bercermin.
"Iyaa aku tau unnie cantik dengan pakaian ini, jika kau masih single silahkan saja pakai baju ini sesuka hatimu, tapi saat kau pergi bersamaku, jangan kenakan pakaian seperti ini. Kau ingin aku cemburu huh?"

Ahyeon berbalik badan, menatap wajah kekasihnya dengan raut heran.
"Cemburu bagaimana? Justru unnie mengenakan pakaian ini agar bisa sepadan denganmu Dain-ah. Pesonamu itu sangat kuat, kalau unnie tidak berpenampilan cantik, kau bisa dilirik oranglain" sanggahnya. Masih teguh dengan pendiriannya.

Rora tak bergeming.
Mereka kembali berdebat hanya untuk persoalan kecil. Tapi tak apa, mereka adalah pasangan baru, wajar jika harus membuat banyak penyesuaian antara sifat dan kepribadian. Mereka butuh banyak kesempatan untuk bisa saling mengerti satu sama lain.

Dengan lembut Dain menyentuh kedua bahu Ahyeon yang terbuka. Membalikkan tubuh wanitanya agar sang direktur kembali menatap cermin yang ada didepannya.

"Tapi aku hanya melirikmu chagiya... (gadis tersebut menjeda kalimatnya, ia merapikan anak rambut Ahyeon lalu menyelipkannya ke belakang telinga). Dan aku tidak suka apa yang menjadi milikku dilihat oranglain saat kita sedang berada diluar. Jadi mengertilah, dan jangan memancingku untuk jadi sosok pencemburu" bisik Rora seduktif sampai berhasil membuat Ahyeon merinding.

Mereka yang masih bertatapan lewat cermin, saling menggoda dengan bertukar senyum nakal. Baik Dain maupun Ahyeon, sama-sama berada dalam mode aktifnya.

"Sejak kapan remaja polos sepertimu mengerti tentang rasa cemburu huh?" Sang direktur kembali berujar.
Ekspresinya semakin dibuat-buat yang dengan sengaja memberikan senyum smirk pada gadisnya.

"Eoh, memangnya cemburu harus jadi dewasa dulu?" Balas Rora menaikkan alis.

Ahyeon menyamping, merengkuh leher Dain dan mengalungkan kedua tangannya. Mengunci pergerakan kekasihnya agar tetap diam ditempat.
"Tentu saja, kau harus dewasa dulu baru boleh cemburu..."

"Jinjjayo?! unnie bahkan sudah melihatnya kemarin.. Aku sangat cemburu denganmu, itu artinya aku sudah dewasa!!"

Ahyeon memicingkan kedua matanya. Menatap implisit sang kekasih yang masih menawarkan mimik polosnya yang kuat.
"Oh ya, memangnya kapan kau cemburu pada unnie?"

CheeZe CaKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang