Waktu telah menunjukkan pukul 13:15 KST, saatnya makan siang, namun Ahyeon hanya mengaduk-aduk menu makan siangnya, samasekali tak berminat untuk menyuapkan itu ke mulutnya barang sesuap saja.
Sejak pagi, hatinya merasa kalut, ia kehilangan fokus dan semangat, padahal pagi tadi ia punya jadwal meeting dengan seorang klien, namun gara-gara suasana hatinya yang buruk, ia jadi berubah dan tak bisa bekerja profesional seperti biasanya.
"Arrrrghh... sial! Mengapa rasanya sakit sekali. Bagaimana kau bisa melakukan ini semua pada unnie, Dain?!" Erang Ahyeon frustasi.
Ia membanting sendok makannya dengan kuat hingga menimbulkan suara bunyi retakan pada piringnya.
Hatinya sakit, seperti dihantam batu besar yang tak hanya membuatnya sesak, tapi juga ngilu secara bersamaan.
Ia merasa dicurangi oleh 2 orang sekaligus, bagaimana Ahyeon tak sakit hati? Dengan mata kepalanya sendiri, ia menyaksikan Dain dan Asa bermesraan didepan gerbang sekolah.
Sejak kapan mereka berdua dekat seperti itu? Apa selama ini Dain hanya sedang mempermainkannya? Apa semua kata-kata manisnya hanya bualan semata?
Lalu bagaimana dengan pernyataan Dain tadi malam? Ia bilang ia senang menghabiskan waktu bersama Ahyeon, ia bilang ia merasa nyaman melakukan banyak hal bersama Ahyeon, ia bilang bahwa ia ingin Ahyeon datang menemui nya setiap hari?
Apakah semua itu hanya omong kosong? Hanya candaan yang bermaksud untuk menggodanya saja? Jika memang benar, mengapa Dain tega melakukan itu? Mengapa ia harus membual sebegitu parahnya jika ujung-ujungnya ia hanya mempermainkan Ahyeon, tapi pada kenyataannya ia malah memilih oranglain sebagai seseorang yang lebih ia cintai.
Ahyeon kecewa. Sangat sangat kecewa.
Ia merasa tertampar oleh kenyataan pahit yang sempat membuatnya terbang tinggi, namun seketika itu juga ia dihempas jatuh, hingga membuatnya hancur berkeping-keping.Ia menangis.
Ia tak tau bahwa rasa dari patah hati akan semengerikan ini. Jika ia tau bahwa Dain hanya menganggapnya sebagai tempat untuk bermain-main saja, akan lebih baik bagi Ahyeon untuk tidak pernah bertemu dengan gadis itu."Kau jahat Dain!!!" isaknya untuk yang kesekian kali.
Ia merasa tak memiliki tenaga untuk melakukan apapun sekarang. Bahkan untuk membalikkan kertas-kertas berkasnya saja pun ia tak sanggup.
Otaknya tak mampu bekerja, suasana hatinya yang remuk lebih mendominasi tubuh dan mentalnya sehingga Ahyeon hanya bisa merasakan perih dan nyeri saja. Samasekali tak ada ruang yang tersisa untuk bernafas dengan layak.
Dengan langkah gontai Ahyeon memilih untuk keluar dari ruang kerjanya.
Entah mengapa atmoster dalam ruangannya menjadi sempit, membuat Ahyeon yang tengah patah hati merasa semakin terhimpit."Lebih baik aku keluar dari sini sebelum aku benar-benar merasa stress" sang direktur mengambil kunci mobilnya, dan pergi dari kantornya begitu saja.
Ia bahkan tak peduli jika Daddy nya akan marah karena sikap tidak profesional nya, sebab meninggalkan pekerjaan tanpa menyelesaikannya sedikitpun, padahal berkas-berkas tersebut harus diserahkan besok pagi.
Yang ada dipikirannya hanyalah, bagaimana cara meredakan perasaan hancurnya, meskipun ia tau bahwa kemanapun ia pergi, hatinya tidak akan pernah sembuh.
Skip 🦋🐼
Di Sekolah.
Dain yang saat ini sedang berada dikantin, merasa gelisah, hatinya cemas memikirkan Ahyeon yang sejak tadi pagi tidak membalas pesannya sedikitpun.
Ia khawatir sekaligus heran, ia bertanya-tanya apakah Ahyeon marah padanya? Apa sang direktur kesal dengan sikapnya yang tidur tanpa permisi tadi malam?

KAMU SEDANG MEMBACA
CheeZe CaKe
FanfictionBerawal dari pertemuan yang tak disengaja antara 2 gadis yang berbeda latar belakang disebuah kedai. Karena Cheesecake gratis, tanpa sadar keduanya kian dekat hingga terjalinlah sebuah ikatan yang tak pernah mereka duga sebelumnya.