GirlFriend

319 49 51
                                    

Malam yang panjang, kedua insan yang baru saja resmi menjadi sepasang kekasih ini tampaknya masih betah diatas peraduannya.

Mereka berpelukan erat, menyamankan diri satu samalain dengan saling mendekap, seolah tak ingin melepaskan diri meski sejujurnya, berpelukan seperti itu menyebabkan rasa pegal dipunggung, jika terlalu lama berada di posisi miring selama berjam-jam.

Iya berjam-jam, mereka tetap berada diposisi tersebut dari sebelum tidur sampai pagi.

Namun pasangan baru ini sengaja mengabaikan hal itu, mereka rela merasa pegal di punggung daripada harus melepaskan kehangatan yang didapat dari tubuh sang kekasih.

Anggaplah mereka masih maruk, karena sama-sama baru pertama kali memiliki pacar resmi. Jadi harap maklum dengan kelakuan.

Saat ini telah menunjukkan pukul 06:15 KST, tidak biasanya kedua anak manusia itu bangun kesiangan. Maklum, selain karena bergadang tadi malam, hari ini adalah hari weekend. Tak ada kegiatan penting apapun yang mengharuskan mereka bangun di jam aktif seperti biasanya, jadi tak apalah jika harus bangun siang sesekali.

"Sayang bangun...." Ahyeon terduduk, mengerjapkan matanya beberapa kali. Dilihatnya Dain masih pulas layaknya putri tidur.

Ahyeon tersenyum melihat pemandangan indah disampingnya "Yah chagiya, mau sampai kapan kau tidur hm? Ini sudah siang" sang direktur menggoyang tubuh Rora yang masih bermalas-malasan didalam selimutnya.

"Hoaammhh" Dain menguap. Kedua mata gadis itu setengah terkatup, ia benar-benar masih mengantuk. Ia mengucek-ngucek matanya untuk bisa melihat wajah Ahyeon lebih jelas.

Rora menyengir. Gummy smile andalannya muncul untuk menyambut hari barunya sebagai kekasih resmi seorang direktur.

Rasanya masih seperti mimpi, namun ia hanya mengucapkan itu dalam hati, ia takut dipukul lagi oleh Ahyeon karena masih menganggap moment manis confession mereka semalam cuma khayalannya.

Ia benar-benar tak ingin mencari ulah dihari pertama mereka menjadi pasangan.

"Morning babe" sapa Rora dengan raspy voice miliknya, Ahyeon sendiri kontan tersipu mendengar panggilan sayang dari Dain. Belum apa-apa sudah salting.

Perutnya terasa geli lagi. Pagi-pagi dirinya sudah mendapat asupan dopamine dari seseorang yang ia kasihi. Hal tersebut menjadi lebih istimewa karena Ahyeon bisa mendengar sapaan gadisnya sekaligus melihat sosok kekasihnya secara langsung, betul-betul didepan matanya.

Jangan tanya bagaimana sensasinya, sudah jelas... Luar Biasa!

"Tidur nyenyak huh?" Ujar Ahyeon membuka suara. Ia merapikan anak rambut Dain yang menutupi setengah wajahnya.

Rora mengangguk.
"Sangat nyenyak, bagaimana dengan unnie?"

"Same honey..... ayo mandi, setelah itu kita turun dan sarapan" ajak Ahyeon sembari menarik selimut yang masih membungkus tubuh gadisnya.

"Mwo? Mandi? Mandi bersama?"

Balasan Rora langsung mendapat pukulan telak pada lengannya.
"Haish jinjja! Ternyata unnie sangat ringan tangan, itu sakit un!! Kenapa unnie memukulku..." Adu Rora hiperbola sambil mengusap-usap lengannya

"Ck, suruh siapa kau mesum!" Cebik Ahyeon. Ia memarahi gadisnya dengan senyum malu. Wajahnya merona.

Ia tau Rora itu sedikit polos, tapi kepolosannya tadi sudah membuat sang direktur spot jantung. Jadi Dain harus diberi hukuman atas mulut lancangnya.

CheeZe CaKeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang