Tampak Elin dan Alya berangkat sekolah berboncengan dengan motor Aerox berwarna pink milik Alya. Ini adalah hari pertama Elin sekolah, rasanya ia begitu khawatir apabila saran dari Ayahnya tak begitu manjur.
"Elin... Nanti pura-pura ga akrab sama Kakak ya!" Perintah Alya.
"Lah kenapa emangnya?" Tanya Elin.
"Udah nurut aja!" Perintah Alya.
Mereka sampai di sekolah, Elin dan Alya pun langsung berpisah, Alya pergi ke ruang OSIS untuk menemui Anindya wakilnya, dan juga Delynn yang merupakan sekertaris.
"Gimana persiapannya?" Tanya Alya.
"Ya... Schedule dah dibuat, lokasi udah di tandai termasuk mukamu sama siswa-siswa kurang ajar, sama... Games!" Jelas Anindya.
"Bagus, Delynn, proposal MPLS sama izin MPLS?" Tanya Alya.
"Tenang Al, udah ku pegang semua!" Ucap Delynn.
"Bagus, intinya kita bisa!" Ucap Alya.
Elin pun tampak berkeliling diantara siswa-siswi baru, seperti kebiasaan orang introvert lainnya ia memastikan keadaan sekitar aman dan tak ada ancaman. Di lorong utama sekolah, ia tak sengaja menabrak seorang siswi baru yang juga melihat-lihat sekitar.
"Aduh... Kalo jalan pake kaki, matanya dipake!" Ucap siswi tersebut refleks.
"Aduh... Maaf!" Ucap Elin yang juga kaget.
"Eh... Cewek rupanya, maaf ya suka refleks, kirain cowok. Kalo cowok mah sengaja biasanya!" Jelas siswi tersebut.
"Eeee... Gimana?" Tanya Elin kurang ngeh.
"Aish... Lupakan, Lana, Aurhel Alana Tremboko, panggil aja Lana!" Siswi bernama Lana tersebut mengulurkan tangannya untuk berkenalan.
"Eee... Elin, Elin Sekar Bratasena, panggil aja Elin!" Elin pun menjabat tangan Lana.
"Hmm... Bratasena, kayaknya aku kenal sama nama itu, kalo nggak salah itu nama alumni tua SMA sini yang jadi pembalap!" Jelas Lana.
"S...si.. siapa?" Tanya Elin khawatir ia ketahuan sebagai anak Tito Bratasena, kerana ia benar-benar menjaga nama identitasnya sebagai putri Tito dan Gita.
"Aaaa...." Lana masih berpikir.
"Siapa?" Tanya Elin khawatir.
"Aaaa... Ga tau lupa!" Mendengar ucapan Lana, tatapan datar Elin langsung tertuju ke Lana, merasa informasi Lana tak penting.
"Kata Ayah, cari temen yang ga waras, Lana keliatannya Childish dan gampang membaur, dia bisa jadi temenku!" Batin Elin.
"Tapi kalo nggak salah, nama alumni yang belakangnya sama kayak kamu itu pembalap WRC, terus dia punya adik 3, semuanya jadi pembalap, istrinya juga pembalap APRC, terus anaknya yang pertama jadi temen kakakku. Terus Papaku juga temenan sama pembalap WRC itu yang ada Sena Sena nya!" Jelas Lana.
"Siapa Papa kamu?" Tanya Elin.
"Sssttt... Jangan kasih tau siapa-siapa ya, ini menyangkut harga diri Papa aku, dan pastinya aku. Bahkan kode nuklir Amerika kalah rahasianya dari rahasiaku. Janji kamu jaga rahasiaku??" Tanya Lana dengan tegas.
"Oke... Janji!" Ucap Elin.
"Papa aku itu Fauzi, dia sama Tante Shani, Tante Gracia terus si pembalap WRC itu, yang bikin DRT. Papa aku punya julukan si hantu kuning!" Jelas Lana.
"Maksudnya... Alfauzi Tremboko yang mengendarai Civic Type-R EK9 itu? Dengan B16B yang di tuning menggunakan part dari HKS dan Mugen?" Tanya Elin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer (Nachfolger)
FanfictionPerjalanan DRT 20 tahun lalu menjadi legenda jalanan tak terlupakan, kemenangan setalah menghadapi KMS membuat DRT menjadi Tim paling sukses di Indonesia. Rata-rata semua anggotanya menduduki peringkat teratas dalam sebuah kategori balapan. Berimbas...