6.Sebuah saran

301 49 16
                                    

Pukul 12.03, Elin sudah ada di bengkel, kerana hari ini kebetulan hari Jum'at, tampak Ayahnya tengah sibuk mengutak-atik mesin korter yang sepertinya tak mau menyala.

"Masalah lagi ya mesin korternya?" Ucap Elin.

"Bentar, Ayah cek!" Ucap Tito.

Elin pun mengangguk, ia pun segera pergi ke Cafe sembari menunggu kabar mesin korternya.

"Lana?" Elin melihat Lana yang tengah memakai pakaian pelayan, sebuah kemeja putih dengan celana panjang hitam dan sebuah celemek.

"Elin!" Sapa Lana.

"Ada Elin?" Tiba-tiba Kimmy muncul dari bawah meja bartender.

"Kimmy juga?" Ucap Elin.

"Uhuk... Uhuk.... Apa-apaan ini??" Tampak Greesel, Cynthia dan Deo keluar dari dapur, mereka batuk-batuk disertai asap yang keluar dari mulut mereka.

"Kalian kenapa?" Tanya Elin.

"Tada... Iga bakar!" Cynthia menunjukkan iga bakar yang sudah gosong sampai tulang-tulangnya.

"Eee... kayak kerak oli." Ucap Elin ragu itu adalah iga bakar.

"Eeh... Ini enak tau..." Cynthia pun memakan daging yang sudah menghitam tersebut, beberapa saat kemudian ia muntah-muntah di wastafel kerana rupanya rasanya seperti makan arang.

"Kayaknya deep fry lebih masuk akal." Ucap Greesel.

"Ngeyel sih tu anak." Ketus Deo.

"Wah... Udah jadi iga bakarnya? Coba dong!" Chakra yang baru sampai di cafe pun menjajal iga bakar tersebut, dan tak lama ia ikut-ikutan Cynthia untuk muntah di wastafel.

"Hmm... Iga bakar, coret, ganti ke iga deep fry!" Ucap Deo sambil menulis sesuatu di buku.

Tito pun masuk ke cafe dan melihat pemandangan Chakra dan Cynthia yang muntah-muntah.

"Kenapa mereka?" Tanya Tito.

"Ini keracunan iga bakar." Jelas Greesel.

"Yang masak?" Tanya Tito.

"Dia!" Greesel pun menunjuk Cynthia yang tengah muntah-muntah.

"Aku ga yakin mereka berdua masih hidup besok." Ucap Tito.

"Kalian kok bisa kerja di sini?" Tanya Elin penasaran.

"Aku di suruh Mama." Jawab Kimmy.

"Lana?" Tanya Elin.

"Aaaa.... Ga tau!" Jawab Lana.

Mendengar jawaban temannya sudah membuktikan betapa tak warasnya temannya ini.

"Ya... Nanti aja ngobrolnya, Elin kamu anterin blok Xenia tadi ke tempat Bibi Amanda. Mesin korter kita rusak, Bibi Amanda punya mesin korter!" Perintah Tito.

Elin pun mengangguk.

"Aku pergi bentar ya!" Ucap Elin berpamitan kepada Lana dan Kimmy.

"Hati-hati!" Ucap Lana.

"Om mau coba?" Kimmy menawarkan iga bakar gosong tersebut.

"Ku hajar kamu." Sahut Tito.

Di bengkel Otofix cabang kedua, Amanda dan putrinya Raisha sudah menyelesaikan mobil Levi yang mengalami masalah nyendat.

"Udah ya Tante?" Tanya Levi.

"Udah, injector kamu bermasalah, sama pengapiannya!" Jelas Amanda.

"Hehe... Ga tau Tante!" Ucap Levi garuk-garuk kepala.

Generation Racer (Nachfolger)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang