Suara penggorengan dan gesekan antar logam terdengar saat Gita dan Alya tengah memasak, sementara itu sang Kepala Keluarga hanya duduk di depan televisi sambil melihat jalannya WRC putaran Finlandia.
"Ahh.... Ayah aku boleh Modifikasi mobilku nggak, aku mau pasang bodykit Voltex. Bolahkan?" Tanya Chakra.
"Nggak." Sahut Tito.
"Oke." Balas Chakra.
"Kenapa mau pake bodykit, buat kebutuhan balap gunung itu udah cukup. Lagipula itu mobil itu pemberian Eyangmu. Itu varian GSR loh." Jelas Tito.
"Biar keren, lagian aku ini udah 20 tahun Ayah, aku juga masih single." Jelas Chakra.
"Oh jadi kamu mau cari pacar? Nggak!" Sahut Tito.
"Kenapa? Ayah iri ya?" Tanya Chakra dengan nada mengejek.
"Kenapa harus iri, Ayah udah punya Bunda. Lagipula pacaran itu terlalu merepotkan, harusnya uangmu bisa kau gunakan untuk membeli rumah atau tuning, jadi habis untuk hal sia-sia. Jauh lebih baik kau membenarkan dirimu dulu!" Jelas Tito.
"Aku udah benar kok." Ujar Chakra.
Tiba-tiba saja suara ketukan pintu terdengar, segera Tito bangkit dan membukakan pintu. Namun sayangnya tak ada orang.
"Aneh." Tito pun menutup pintu kembali.
Sementara itu, Deo, Greesel dan Cynthia menahan tawa mereka dengan kejahilan kecil mereka, mengetuk pintu lalu sembunyi. Awalnya ia ingin mengerjai Chakra tapi yang keluar malah Ayahnya.
"Lagi-lagi..." Mereka bertiga pun kembali mendekati pintu dan mengetuk pintu rumah. Tapi tiba-tiba dari belakang Tito memukul kepala mereka bertiga dengan keras.
"Ngapain kalian?" Tanya Tito.
"Yah... Ketauan deh." Dengus Cynthia.
"Om kok bisa di sini?" Tanya Deo sedikit bingung sambil memegangi kepalanya.
"Oh... Orang pintar selalu pakai pintu belakang. Ada agenda malam ini?" Tanya Tito.
"Ada Om, ke Puncak. Kita mau ketemu Tim Cobra." Jelas Greesel.
"Oh... Gitu, kalian udah makan?" Tanya Tito.
Mereka bertiga hanya terkekeh dan menggeleng.
Cynthia, Deo dan Greesel akhirnya bergabung dalam makan malam keluarga Bratasena. Aslinya Tito hanya basa basi, tapi sepertinya ini pelajaran untuknya agar tak basa basi lagi.
"Wah enak Tante!" Ucap Cynthia.
"Iya, makan yang banyak ya!" Ucap Gita.
"Wah, kita kayak anak pungut." Ujar Greesel.
"Yang penting kenyang, rica-rica bekicot ini. Makanan legendaris keluarga Bratasena, rumornya dulu Eyangnya Chakra bisa ngabisin beras 50 kilo kalo ada rica-rica bekicot!" Terang Deo.
"Wah... Rakus juga ya!" Celetuk Cynthia.
"Aku ga pernah denger rumor kek begituan." Ketus Tito.
"Om mah ga percayaan." Pungkas Deo.
"Bisa-bisanya kalian bilang aku ga percayaan, aku ini anaknya ya!" Kesal Tito.
"Heh... Udah, makan banyak-banyak. Jangan bikin rusuh." Terang Gita.
"Ingat, kalo mau melakukan pertemuan, usahakan hindari balapan langsung. Lebih baik free race, kalian ga tau lawan seperti apa. Elin, Alya, berikan lawan kesan bahwa kalian adalah lawan kuat!" Perintah Tito.
Elin dan Alya pun mengangguk.
Kru Alpha, bersama dengan Tim Generation Racer melintasi jalanan Puncak dengan kecepatan rata-rata, membuat para penonton setia balapan liar pegunungan terpukau akan mobil-mobil JDM yang diidamkan oleh orang-orang. Tim yang akan menjadi lawan pun sudah menunggu kedatangan Chakra, Sora adalah pimpinan dari Tim Cobra dengan mobil Mercedes-Benz E190 Evo 2, atau sebut saja Mercy Evo 2 agar lebih mudah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer (Nachfolger)
FanfictionPerjalanan DRT 20 tahun lalu menjadi legenda jalanan tak terlupakan, kemenangan setalah menghadapi KMS membuat DRT menjadi Tim paling sukses di Indonesia. Rata-rata semua anggotanya menduduki peringkat teratas dalam sebuah kategori balapan. Berimbas...