Keesokan rumah keluarga Bratasena sudah di warnai dengan amukan Tito akibat dari Elin yang mematahkan bumper depan kesayangan Tito.
"Warghh.... Liat ini, ini.. ini ini... Punya mata kan? Kamu kira beli bumper depan Evo itu pake silit apa gimana??" Kesal Tito sambil menunjuk bumper depan mobilnya yang sudah terbelah jadi 2.
"Wah.... Iya ya... Siapa yang bikin jadi kayak gini?" Ucap Elin pura-pura tak tahu.
"Itu kamu!" Tito pun memukul kepala Elin.
Gita hanya menggeleng pelan.
"Udah... Kasian adek, ini bekal adek!" Gita pun memberikan kotak bekal untuk Elin.
"Mau sampai kapan kamu manjain dia? Aku jaman SMP udah di cambuk Bapak pake selang kompresor angin." Protes Tito.
"Nanti kalo giliran aku yang marah." Sahut Gita.
"Ih... Ayah ga bersyukur banget sih aku sama adek menang?" Protes Alya.
"Hah... Udah ga usah debat, cepetan berangkat. Ayah mau ngambil bumper di tempat Shani!" Dengus Tito.
Alya dan Elin pun segera menaiki mobil mereka dan berangkat sekolah seperti biasanya. Di susul Regie yang juga menggunakan 3000GT miliknya untuk menyusul Alya dan Elin.
Sekolah mereka tengah mengadakan kerja bakti untuk membersihkan sekolahan, kebetulan besok ada kunjungan dan juga pembekalan dari dinas pendidikan yang artinya besok mereka libur.
"Elin!" Lana pun langsung memeluk Elin.
"Eh kenapa nih?" Tanya Elin bingung.
"Kamu terkenal Elin, lompatan kamu jadi viral, kamu di juluki Evo Girl!" Jelas Lana heboh sendiri.
"Masa iya?" Tanya Elin sedikit tak percaya.
"Ini liat nih!" Fritzy menunjukkan beberapa komentar orang-orang tentang balapan tadi malam, dan banyak sekali yang menyebut Elin sebagai Evo girl.
"Elin kamu keren!" Sahut Nayla.
"Hehe makasih!" Ucap Elin.
Setelah melakukan kegiatan kerja bakti seperti biasanya mereka pergi ke kantin untuk beristirahat, Alya dan Elin beserta teman-temannya melebur jadi satu. Menciptakan suasana hangat di kantin, ditambah Regie yang menang taruhan tadi malam segera mentraktir mereka semua.
"Wah... Enak ya di traktir Kak Regie!" Ucap Lana.
"Iyalah orang gratis!" Celetuk Regie.
"Kapan-kapan kek gini terus!" Ucap Anindya.
"Iya-iya bungkik!" Ucap Regie.
Tak lama kemudian, Oline, Erine, Moreen, Aralie dan Ribka duduk tak jauh dari meja meraka. Kini mereka tak bergeming dan memilih tak mau cari masalah, intinya mereka semua sudah kena mental dengan Tim Elin.
"Di ejek yuk!" Ajak Regie.
"Ih... Jangan, nanti berantem ujung-ujungnya!" Tegur Kimmy.
"Ih kita mah harus berani Kimmy, mereka mah kecil. Sekali pukul juga tepar!" Ucap Lana.
"Emang berani?" Tanya Fritzy.
"Beranilah asal mereka tangan kosong."
Tiba-tiba saja dari baju Lana jatuh sebuah kunci pipa yang entah Lana bawa untuk tujuan apa.
"Lah... Kunci pipa?" Ucap Regie.
Tito yang berada di bengkel pun garuk-garuk kepala kebingungan mencari kunci pipanya yang biasanya sering ia temukan di meja kunci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer (Nachfolger)
FanfictionPerjalanan DRT 20 tahun lalu menjadi legenda jalanan tak terlupakan, kemenangan setalah menghadapi KMS membuat DRT menjadi Tim paling sukses di Indonesia. Rata-rata semua anggotanya menduduki peringkat teratas dalam sebuah kategori balapan. Berimbas...