Cafe tampak hening setelah 18 pelaku keributan di sekolah di kumpulkan di sana. Gracia, Shani, Chika dan Gita yang hampir mengamuk pun mengelilingi mereka yang tak berani bersuara sama sekali. Chakra, Deo, Cynthia dan Greesel sampai-sampai harus bersembunyi di meja bartender kerana ketakutan dengan 4 aura ibu-ibu terkuat di muka bumi.
"Udah merasa hebat ya?" Tanya Gita.
Mereka pun menggeleng pelan tak berani bersuara.
"Diem aja? Saya Maunya dijawab!!" Tegas Chika.
"Nggak!" Sahut mereka serentak.
"Ngelawan??" Chika pun mengambil sebuah pisau, tapi langsung diletakan, ia pun langsung mengambil sebuah alat press kopi.
"Eh... Jangan Mah, mahal!" Ucap Deo yang menghentikan Mamanya sebelum melempar alat press kopi tersebut.
"Gitu ya?" Chika pun langsung mengambil nampan kayu, tapi langsung di sahut Deo.
"Jangan Mah, ini 200 ribu sebiji!" Ucap Deo.
"Ckk..." Chika pun berdecak kesal dan mengambil sapu, tapi juga langsung dihentikan Deo.
"Jangan Mah, itu..... Eee.... 30 ribu ya?" Tanya Deo kepada teman-temannya.
"Berisik!!" Chika pun langsung melompat ke meja bartender dan memukuli Deo, Chakra, Cynthia dan Greesel menggunakan sapu yang ia pegang.
"Warghh... Kita ga salah!!" Teriak Chakra.
"Diem ngapa sih Deo???" Teriak Greesel.
"Huwaaa... Tolong!!!" Teriak Cynthia.
Mereka semua tampak ngeri saat melihat Chika membantai 4 sekawan tersebut. Tito, Fauzi dan Freya pun masuk kedalam Cafe, bersama Eko yang kini menjadi orang kepercayaan bengkel.
"Udah Chik, kita mau serius ini!" Ucap Tito.
Chika pun menyudahi acara pukul-pukulan sapunya, tampak mereka berempat kejang-kejang kerana dipukuli menggunakan sapu dengan brutal oleh Chika, bahkan mulut Deo sampai berbusa dan matanya terbuka padahal sudah tak sadarkan diri.
Tito dan yang lainnya pun duduk di hadapan mereka, ia menghidupkan rokoknya untuk sedikit menenangkan pikirannya.
"Oline bicara!" Perintah Tito.
"Maaf Om, jujur aku ga tau kalo Alya dan Elin anak Om!" Ucap Oline lirih.
"Oh... Baru tau ya?" Ucap Tito.
"Tapi bukan kami..." Erine pun langsung di tegur Oline dengan cara menyenggol Erine.
"Maaf Om." Ucap Erine lirih.
"Kalian itu sebenarnya mikirin apaan sih? Kalian kira keren gitu adu jotos di sekolahan??" Tanya Shani heran.
"Maaf..." Ucap mereka serentak.
"Heeh... Pusing pusing, sekarang mau apa kalian? Orang tua kalian harus ganti kerusakan itu!" Jelas Gracia dengan mata yang melotot tajam.
"Jual ginjal Fritzy aja." Celetuk Lana.
"Ckk..." Fritzy pun berdecak kesal.
"Elin bicara!" Perintah Tito.
"Ga ada yang dibicarain Yah, ini semua salah Elin, Elin bakal tanggung jawab kerusakannya." Ucap Elin.
"Pake apa? Gigimu? Urusan Bumper Evo belum selesai!" Jelas Tito.
"Maaf..." Ucap Elin.
"Apa yang kalian pikirkan coba?" Tanya Tito.
"Kue sus?" Ucap Kimmy.
"Sstt... Kimmy!" Tegur Delynn.
"Oke... Berdiri!" Perintah Tito.
KAMU SEDANG MEMBACA
Generation Racer (Nachfolger)
FanfictionPerjalanan DRT 20 tahun lalu menjadi legenda jalanan tak terlupakan, kemenangan setalah menghadapi KMS membuat DRT menjadi Tim paling sukses di Indonesia. Rata-rata semua anggotanya menduduki peringkat teratas dalam sebuah kategori balapan. Berimbas...