Chapter 14

896 103 2
                                    

Happy reading....
.
.

.

.

Masih dengan wajah terkejutnya, Sakura beringsut mendekati pohon bonsai yang ada di depannya itu tanpa melepaskan ikatan di kaki dan tangannya. Mata Sakura menatap lekat pada pohon itu.

Oh, pohon ini benar-benar berbicara dengannya.

"Kau? Kau pohon yang ada di mimpiku?" tanya Sakura. Ia melirik pada pintu gua, tak ada tanda-tanda orang akan masuk.

"Ya ini aku."

"Jiwa Sakura yang sekarang?" tanya Sakura.

Ugh, jujur ini aneh. Ini seperti berbicara dengan dirinya sendiri dalam versi yang berbeda. Tapi, Sakura tak ada waktu untuk terkejut lebih lanjut ia harus melakukan sesuatu sebelum wanita tua itu mengambil tubuhnya yang berharga ini.

"Ya, terimakasih sudah menemukanku. Aku percaya kau akan menemukanku," kata pohon itu lagi.

"Uh, ya benar. Kau percaya pada dirimu sendiri," gumam Sakura tapi sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya. "Oke, lupakan. Jadi, kita harus menyusun rencana agar kau bisa kembali ke tubuh ini!"

Sakura menatap serius pada pohon itu, seolah-olah pohon itu bisa menatapnya balik dan melihat keseriusan di wajahnya. "Sakura, kau tahu kan jiwamu terjebak di sini?"

"Ya, aku tahu. Ini sudah lama sekali, aku tak bisa melakukan apapun di sini."

"Aku mengerti, jadi nanti tubuh ini akan kosong karena jiwaku akan dikeluarkan dari sini. Itulah saat yang tepat bagimu untuk masuk ke sana dan merebut tubuh ini. Jangan terlambat!" Sakura mengecilkan suaranya, takut jika ada yang aman mendengar rencananya.

"Tapi, bagaimana cara mengeluarkan dari sini?" tanya Sakura sambil menatap pohon itu. "Aku takut jiwamu akan lenyap sebelum kau bisa masuk ke tubuh ini."

"Jika hanya beberapa saat, aku bisa bertahan di dalam pohon ini sebelum masuk ke tubuhku. Kau hanya perlu membuat sedikit jalan bagiku untuk keluar dari pohon ini, tolong."

Mendengar itu Sakura mengangguk. "Baiklah, kalau begitu aku akan membuat sedikit retakan di pohon ini."

Dengan bersusah payah agar ikatan tali di tubuhnya tak terbuka, Sakura membuat sedikit retakan di pohon itu. Ia melakukannya dengan hati-hati, takut terlalu merusaknya nanti bisa ketahuan. "Nah, selesai."

"Tapi, bagaimana dengan jiwaku ini jika sudah dikeluarkan?" gumam Sakura dalam hati, tapi sedetik kemudian ia teringat jika jiwanya masih ada sampai masa sekarang mungkin ia akan baik-baik saja.

"Kalau begitu bersiaplah," kata Sakura.

"Persiapannya sudah selesai, ayo kita bawa dia."

Mendengar suara dari lorong membuat Sakura bergegas menuju ke tempatnya semula, berpura-pura jika ia tak pernah bergerak sebelumnya sampai orang itu datang.

Tiga orang akhirnya tiba di hadapannya, Sakura menatap mereka dengan alis menukik tajam. "Lepaskan aku!" kata Sakura dengan suara lemahnya.

"Berisik!"

Mereka menarik tubuh Sakura berdiri lalu menyeretnya melewati lorong-lorong gelap yang hanya diterangi oleh beberapa obor. Gua cukup besar  dan dingin, beberapa kali Sakura melewati dinding gua yang  basah karena air.

Sampai beberapa menit kemudian Sakura tiba di sebuah ruangan yang lebih besar, di sana Jasaki sudah berdiri di tengah-tengah barisan lilin yang dibuat melingkar.

"Kau!" Sakura berpura-pura marah. "Lepaskan aku! Kau tak akan mendapatkan apa yang kau inginkan!" tambah Sakura.

Jasaki tak banyak bicara, ia hanya terkekeh kecil sebelum akhirnya membuka mulutnya. "Diam saja kau anak muda, tenang saja ritual ini akan singkat. Tak ada rasa sakit," katanya.

My Wife ✓ END [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang