Happy Readingg gys!
•
•Setelah pelajaran selesai, suasana kelas mulai lebih santai. Beberapa siswa sibuk membereskan buku mereka, sementara yang lain mengobrol di meja masing-masing. Felly sedang berbicara dengan Aluna dan Vanya ketika tiba-tiba suara langkah seseorang mendekat.
"Aksa!" Suara Alea terdengar jelas di antara keramaian kelas.
Felly yang semula sedang tertawa kecil bersama teman-temannya langsung refleks menoleh ke arah suara tersebut. Ia melihat Alea berjalan dengan penuh percaya diri mendekati Aksa yang baru saja memasukkan bukunya ke dalam tas.
Aksa, yang menyadari kehadiran Alea, hanya melirik sekilas sebelum kembali merapikan barang-barangnya. "Ada apa?" tanyanya dengan nada datar.
Alea tersenyum tipis, "Gue butuh bantuan lo. Bisa nggak kita ngobrol sebentar di luar?" tanyanya dengan suara lembut, sengaja menarik perhatian sekitar.
Felly diam di tempatnya, mencoba untuk tidak memikirkan hal ini, tapi tatapannya tetap mengikuti mereka. Aluna dan Vanya saling bertukar pandang, jelas menangkap ekspresi wajah Felly yang mulai berubah.
Aksa menghela napas pelan sebelum menjawab, "Ngomong di sini aja, Alea. Gue nggak ada waktu buat keluar."
Alea terlihat sedikit kecewa, tapi dengan cepat menyembunyikan ekspresi itu. "Gue cuma mau minta tolong soal tugas tadi. Kayaknya gue kurang paham di bagian analisis," katanya sambil memainkan ujung rambutnya.
"Lo bisa tanya ke guru atau temen kelompok lo," balas Aksa datar, jelas tidak ingin terlibat lebih jauh.
Tapi Alea tidak menyerah. "Tapi gue lebih ngerti kalau lo yang jelasin," katanya dengan suara lebih lembut.
Felly merasakan sesuatu yang mengganggu di dadanya. Dia tahu Alea bukan tipe orang yang mudah meminta bantuan, terutama jika tidak ada maksud tersembunyi di baliknya.
Vanya akhirnya berbisik ke Felly, "Alea tuh nggak pernah nyari Aksa kalau nggak ada maunya. Gue nggak ngerti lagi dia maunya apa."
Aluna mengangguk setuju, "Dan lihat tuh, dia sengaja ngomongnya depan lo. Kayak ngajak perang aja."
Felly mencoba mengabaikan perasaan tak nyaman itu, tapi detik berikutnya Aksa justru menoleh ke Felly, seolah ingin melihat reaksinya. Sayangnya, Felly yang merasa cemburu langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Lu pada duluan aja ke kantin, gue mau ke toilet," katanya buru-buru sebelum melangkah pergi tanpa menunggu jawaban.
Aksa mengerutkan kening melihat perubahan sikap Felly. Ia ingin mengejar, tapi Alea justru melangkah lebih dekat, menghalangi jalannya. "Jadi, lo bantuin gue atau nggak?" tanyanya dengan nada lebih mendesak.
Aksa melirik Alea sekilas sebelum menjawab dingin, "Oke, nanti gue bantuin lo, tapi nggak sekarang. Gue ada urusan."
Tanpa menunggu reaksi Alea, Aksa langsung pergi, mengikuti arah kepergian Felly. Alea yang ditinggal sendirian menggeram kesal. "Kenapa sih cewek itu selalu dapet perhatian lebih dari Aksa? Tapi oke deh, yang penting dia bantu gue," gumamnya dengan penuh kejengkelan.
---
Sementara itu, Felly berjalan cepat ke arah taman sekolah, mencoba menenangkan pikirannya. Tapi belum jauh dari tempatnya berdiri, tiba-tiba suara langkah cepat menghampirinya.
"Felly!"
Felly menghentikan langkahnya, dan saat ia berbalik, Aksa sudah berdiri di depannya dengan ekspresi serius. "Kamu kenapa?" tanyanya langsung.

KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTAKU YANG HILANG
Teen Fiction"rupanya kita hanya kebetulan yang tak pernah tertulis,di masa depan" -fellyshaanasera "hubunganku dengan dia hancur di saat masalalunya kembali" -fellyshaanasera " Abadi? " Diantara sekian luasnya bumi ini, Tuhan menjatuhkan rasaku, pada rapatny...