K-IdolNews: "Setelah dua hari yang lalu mengumumkan akan hiatus, kini Asisten Lalisa Manoban Bae Joohyun juga memberi informasi terkait keberadaan Lalisa, ia mengatakan bahwa media tidak perlu lagi bertanya keberadaannya karena saat ini, Lalisa hanya membutuhkan ketenangan untuk merelease lagu barunya.
Dan keadaan Lalisa, baik-baik saja, dan hal tersebut juga di benarkan oleh Kang Seulgi selaku Sekertaris Lalisa di perusahaan LLOUD."
Lalisa mengecilkan volume audio mobilnya ketika selesai mendengarkan berita tersebut yang berada di saluran radio berita Korea. "Kau benar-benar akan merealese lagu baru?" Tanya Jennie yang duduk di sampingnya.
"Hanya alasan itu yang dapat kukatakan pada media, bukan?" Jawab Lalisa tersenyum.
Jennie hanya menganggukan kepalanya, Lalisa kembali fokus menyetir, sesekali dia melirik Jennie, jari-jari tangannya sibuk mengetuk-ngetuk stiran mobilnya.
"Kalau boleh tahu, dari kapan hubunganmu bersama Kim Jisoo?" Tanya Lalisa.
Jennie membasahi bibirnya. "Hhm, hampir sepuluh tahun."
"Wow, really?"
"Dari semasa kami masih berkuliah?" Lanjutnya bertanya dan Jennie menganggukan kepalanya.
"Kukira, kekasih Jisoo berambut blonde? Karena, aku pernah tidak sengaja memerogoki dia sedang melakukan vcall di waktu kuliah." Ucap Lalisa.
Jennie berdeham. "Oh, benar, saat itu rambutku memang di warnai blonde."
Lalisa menyeringit, seperti ia sedang mengingat-ingat sesuatu. "Ah, benarkah?" Dia menatap Jennie lekat-lekat, namun, Jennie justru menghindari tatapan Lalisa.
"Apa yang kau lihat, Lalisa?"
Lalisa mengerjap dan terkekeh.
"Oh, sorry... aku hanya merasa saat itu bukan, kau. Tetapi, sepertinya memang, kau. Hanya saja aku tidak melihatnya dengan jelas."Jennie tertawa, lalu, ia meminta Lalisa berhenti ketika tiba di salah satu rumah sakit yang cukup besar itu. "Sudah, disini saja, terima kasih sudah mengantarku, Lalisa." Gumam Jennie dan dia hendak membuka seatbell miliknya, namun, dia terlihat kesulitan, dan Lalisa memiringkan tubuhnya, membantu Jennie untuk membukanya, Jennie tercengang untuk beberapa saat dan Lalisa tersenyum padanya.
"My pleasure, Jennie. Semoga, kau tidak keberatan untuk naik mobil ini lagi bersamaku karena seatbell nya." Ucap Lalisa sambil tertawa, lalu di susul Jennie yang ikut tertawa.
"Bye, Lalisa."
"Bye, Jennie."
Jenniepun keluar dari mobilnya, pandangan Lalisa mengikuti Jennie, memastikan bahwa Jennie memasuki rumah sakit itu, setelah itu, dia kembali melanjukan mobilnya sambil tersenyum serta kepala yang menggeleng. "Sadar, Lalisa.... dia kekasih sahabatmu." Gumamnya sendiri.
Ia pun mengeluarkan ponselnya yang berada di saku celananya.
Dia menarik napas panjang ketika melihat ada pesan masuk lagi dari gadis yang sangat menyukainya, ketika membacanya, kedua rahangnya terlihat mengencang.