Asan Medical Center, Seoul
"Lalisa eonnie...."
"Lalisa eonnie...." kata-kata serta suara alat medis itu terus terdengar di dalam ruangan yang bertuliskan ICU.
Pria paruh baya yang tengah duduk di sebelah gadis yang sedang mengalami masa kritisnya itu lantas memejamkan kedua matanya sambil menyentuh punggung tangan gadis itu. "Ahyeonie, apa yang terjadi padamu?" Gumamnya lirih.
Ia tak tega melihat putrinya itu tak sadarkan diri dan terbaring tak berdaya di rumah sakit. "Appa sudah menghubungi Lalisa, sayang. Tunggulah sebentar lagi, ia pasti akan datang." Gumamnya di sebelah telinga Ahyeon, putri kandungnya itu.
Meski Ahyeon tidak sadarkan diri, namun, ia yakin Ahyeon pasti mendengar suaranya.
Residence Charles Floquet, Paris
Tubuh Lalisa menggigil, dia benar-benar tidak percaya dengan apa yang ia lihat di kamar Jennie, tidak lama kemudian dia memegang perutnya yang mungkin terasa melilit, akhirnya dia berlari menuju kamar mandi Jennie dan memuntahkan semua isi perutnya ke atas wastafel.
Dia memegang kepalanya ketika selesai memuntahkan hampir semua isi dalam perutnya. "Fuck, shit! Dia benar-benar seorang penguntit?" Bisiknya pada diri sendiri di depan kaca, wajahnya benar-benar terlihat pucat.
"Oke, don't be panic Lalisa, kamu hanya perlu keluar dari unit ini sebelum perempuan itu pulang." Gumamnya sendiri dengan wajah yang penuh ketakutan, iapun berjalan terhuyung keluar dari kamar mandi.
Setelah mencapai ambang pintu, dia menengok ke belakang, melihat seisi kamar Jennie sekali lagi, itu benar-benar foto dia, bahkan ada beberapa foto yang Jennie ambil secara diam-diam, Lalisa memegang perutnya lagi, mungkin rasa mualnya kembali menyerangnya, namun, dia cukup menahannya dengan menutup mulutnya sendiri.
Diapun keluar dari kamar Jennie dan bergegas menuju kamarnya untuk membereskan semua pakaiannya.
•••••
Jennie POV
Oh, syukurlah, aku sudah boleh memperlihatkan kalian point of view milikku, kalian pasti menunggunya, 'kan?
Yang pertama... perkenalkan, namaku Kim Jennie Ruby Jane dan usiaku menginjak dua puluh delapan tahun.
Kira-kira, apa yang di pikiran kalian ketika pertama kali mendengar namaku?
Apakah, aku cantik?
Apakah, aku seksi?
Apakah, aku menarik?
Jika kalian berpikiran seperti itu, kalian semua salah.
Karena sejujurnya, aku bukanlah wanita yang cantik, apa lagi seksi, tidak juga dengan menarik, tidak. Semuanya tidak ada di diriku maka dari itu aku tidak bisa mendapatkan cintaku.
Iya, dia adalah Lalisa Manoban, cinta pertamaku, bukan Kim Jisoo yang sempat aku perkenalkan kepada kalian, karena dia adalah kakak perempuanku.
Singkat cerita, aku mengagumi Lalisa, lebih tepatnya hampir sepuluh tahun aku mengaguminya.
Flashback on