Chapter Eight

1K 166 45
                                    

"Ms. Kim, saya sudah melakukannya pada mesin mobil ini, mungkin.. mobil ini akan berhenti setelah melakukan perjalanan kurang lebih 5 sampai 7 jam." Ujar pria yang baru saja di bayar oleh Jennie untuk melakukan sesuatu pada mobil yang Lalisa sewa.

Jennie mengangguk. "Kau sudah memastikannya?" Tanyanya sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

"Tentu, Ms. Saya sudah memastikannya, tenang saja, semuanya sudah seperti yang kau inginkan, hanya membuat mobil ini berhenti dan tidak akan membahayakan siapapun yang akan membawanya." Ucap pria itu.

Jennie menguap karena kantuk yang melanda, ini sudah terlalu larut, namun, dia masih harus bertemu seseorang. "Ya, terima kasih, ini uang cash untukmu, hapus semua bukti telepon apapun yang menyangkut diriku, tinggalkan jejak dan jangan pernah kembali."

Pria itu terkekeh, mulutnya menyungging lalu membuka amplop yang di berikan oleh Jennie, dan jumlahnya melebihi dari yang Jennie janjikan sebelumnya.
"Ms. Ini terlalu banyak dari perjanjian kita..,"

"Simpan saja, itu untuk ongkosmu dan biayamu selama kau menetap di luar negri, segera lakukan perintahku, aku tidak ingin melihatmu di prancis lagi." Kata Jennie tegas.

Pria itu lantas mengangguk penuh semangat. "Baik, Ms. Senang bekerja sama dengan anda, terima kasih."

Jennie hanya tersenyum, diapun kembali ke unitnya dengan perasaan yang sangat senang.

Setelah kembali memasuki unitnya, Jennie menggigit bibir bawahnya, dia berjalan menuju lantai satu, dan tentu saja, dia memasuki kamar Lalisa sesuka hati karena dia bisa masuk kapanpun menggunakan kunci otomatis yang tersambung di ponselnya.

Dia berjalan menuju ranjang Lalisa, Lalisa sudah terlelap karena obat tidur yang Jennie berikan di makan malammnya, Jennie berbaring di sebelah tubuh Lalisa dengan posisi miring dan kepala yang ia sanggah menggunakan tangannya sendiri, dia menatap Lalisa, jemari tangannya mengelus lembut pipi Lalisa, turun ke bibir, hingga sekarang ke dada Lalisa. "Besok, kita akan pergi ke peternakan, dan mobilmu akan mogok, jadi.. kita bisa berlama-lama disana, dan aku.. bisa berlama-lama berdua denganmu, hanya denganmu, apa kau senang, sayang?" Bisik Jennie di samping telinga Lalisa sambil terkekeh sendiri.

Dia mengecup telinga Lalisa lalu melumatnya. "Kau sangat menggemaskan ketika tertidur, aku harus membuatmu puas." Gumamnya lagi, ia mulai membuka pakaian Lalisa satu persatu, lalu, di lanjut dengan ia membuka pakaian miliknya sendiri, dia menaiki tubuh Lalisa, menggesek payudara miliknya ke atas payudara milik Lalisa.

"Aaaahhh~" dia berdesah sejadi-jadinya, dia terlihat sangat menikmatinya. "Aku berharap, suatu saat nanti kita bisa bermain dengan posisi sama-sama sadar, Lalisa. I love you." Jennie melumat rakus bibir Lalisa.

Dia benar-benar menghabiskan Lalisa setiap malamnya.

Flashback off

"Argh!" Suara teriakan itu berasal dari mulut Jennie, Jennie masih berada di ruang rahasianya yang terdapat layar monitor cctv, namun, tiba-tiba saja Jennie berteriak kesal.

"Seharusnya, bukan seperti ini rencanaku, mengapa dia mengetahui siapa aku yang sebenarnya sebelum aku mendapatkan dirinya?" Racaunya sendiri, dia benar-benar merasa stress sekarang.

Diapun menghubungi seseorang menggunakan ponselnya.
"Hallo, eonnie. Dimana kamu?" Tanya Jennie ketika telepon itu tersambung.

"Aku sedang di lokasi shooting, ada apa?" Jawab Jisoo dari sebrang sana.

Jennie melenguh panjang. "Kita harus merubah rencana kita, eonnie. Semuanya gagal, Lalisa sudah tahu hubungan kita berdua dan dia juga tahu bahwa aku sudah menguntitnya selama ini."

Beautiful In Red (Jenlisa GxG)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang