Dengan kedua kaki yang bergetar hebat, Lalisa memasuki ruangan rahasia itu ketika berhasil menerobos Jennie yang berada di depan pintunya. "What the...." Lalisa menghentikan ucapannya, melihat sekelilingnya ada banyak layar monitor, setelah itu, dia mendengar suara kursi yang bergeser dan suara teriakan seseorang dari balik mulut yang tertutup dengan lakban hitam.
Lalisa segera menoleh, kedua kakinya semakin lemas, melihat bahwa Irene dan Seulgi berada di dalam sana.
Jennie segera berlari ke dalam, bermaksud agar ia bisa mencegah Lalisa.
"L-lalisa, aku bisa jelaskan." Gumamnya dengan mulut terbata-bata, semuanya sudah terlambat.Lalisa bahkan sudah menyentuh tubuh Irene dan Seulgi yang masih terikat. "M-mengapa, begini... ya Tuhan." Lalisa bergumam dengan suara pelan yang bahkan sangat tertahan, kedua tangannya yang gemetar berusaha melepaskan bagian penutup di mulut keduanya setelah itu mencoba melepaskan ikatan di tubuh Irene dan Seulgi.
Jisoo juga menyusul ke dalam, kedua matanya terbelalak, mulutnya menganga dan dia menutupi mulutnya sendiri menggunakan telapak tangannya, Jennie segera menoleh ke arah Jisoo dan mencoba menyentuh pergelangan tangan Jisoo. "Eonnie..."
"Kau keterlaluan, Jennie." Jisoo melepaskan tangan Jennie dan menggelengkan kepalanya, dia akhirnya memilih untuk membantu Lalisa membuka ikatan di tubuh Irene dan Seulgi.
Setelah berhasil melepaskan ikatan di tubuh mereka, Lalisa segera membantu mereka untuk berdiri dan memeluk keduanya secara bergantian. "Kalian baik-baik saja?"
"Ya Tuhan, maafkan aku, maafkan aku." Lalisa terus meracau minta maaf kesekian kalinya.
"Lalisa, kami baik-baik saja, seharusnya, kami minta maaf padamu karena kami telat menyusulmu." Sahut Irene.
"Tetapi, syukurlah.. kau juga baik-baik saja, semuanya bukan salahmu." Timpal Seulgi.
"Atas nama adikku, aku sungguh minta maaf." Ucap Jisoo terdengar tulus, mendengar kata-kata itu, Lalisa segera mengerjapkan kedua matanya berkali-kali, mungkin ia baru sadar dengan apa yang baru saja terjadi dan pelakunya adalah Jennie.
•••••
Lalisa POV
Manusia paling keji yang pernah kutemui, siapa lagi kalau bukan Kim Jennie?
Kukira, setelah aku mengetahui bahwa dia sudah menguntit diriku selama ini itu sudah cukup membuatku terkejut, tetapi ternyata tidak sampai disitu dan bukan hanya itu.
Dia bahkan membuat ruangan tersembunyi yang bahkan Jisoo tidak mengetahui hal tersebut, di dalamnya ada belasan monitor yang menunjukan gambar cctv, tentu saja cctv itu terpasang hampir di setiap sudut kamar yang di tempati oleh diriku, dan beberapa tempat lainnya, seperti dapur, ruang tamu yang aku sendiri bahkan tidak sadar bahwa ada cctv disana karena Jennie meletakannya dengan posisi tersembunyi.
Dan, bukan hanya itu, aku juga menemukan Irene eonnie dan juga Seulgi berada di dalam ruangan itu dengan posisi tubuh terikat serta mulut yang tertutup.
Biadab! Bagaimana bisa, seorang manusia melakukan hal itu?
Aku segera berbalik, melihat dirinya ternyata sudah berdiri di belakangku. "Lalisa, biar aku menjelaskan semuanya padamu....,"
"Jelaskan apa lagi, Jennie?!" Aku memotongnya, menyentaknya dengan suara yang sangat keras, aku bersumpah aku tidak dapat menahan rasa kesalku lagi.
"Semuanya, Lalisa... aku tidak berniat membawa kedua temanmu ini ke dalam...,"