10 - Who Are You?

80 4 0
                                    

Maaf ya kalau masih ada typo

→←


Laurena berada di kamarnya setelah makan malam. Dia hanya merebahkan tubuhnya saja tanpa harus berbuat apa. Hanya saja pikiran nya kemana-mana, dia juga ingin kembali ke San Diego untuk bertemu dengan Olivia, tapi nyatanya ponsel saja tidak punya.

“Astaga ini membosankan” keluh laurena di malam hari.

“Apa lauren sudah makan?” tanya luca yang baru datang dari mansion utama.

“Sudah tuan” jawab emma.

Laurena yang mendengar suara itu pun sontak keluar dari kamar dan juga melihat lantai bawah, dia melihat luca disana dengan emma yang sedang mengobrol.
“LUCAAA....” Teriak laurena dengan menghampiri luca sembari berlari  dan memeluk luca. tentu karena luca melihat itupun siap memeluk perempuan itu.

“Akhirnya kau kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Akhirnya kau kembali. Apa urusanmu sudah selesai?” tanya laurena dengan menatap luca dengan intens.

“Tentu puppy, jika tidak untuk apa aku disini” Jawab luca

“Aku merindukanmu” kata laurena dengan lirih.

“Apa kau bilang?” tanya luca sembari menurunkan laurena dari pelukannya.
Bohong jika Luca tidak mendengarnya, hanya saja Luca ingin melihat wajah laurena dan mengatakannya lebih jelas lagi.

“Tidak” jawab laurena cepat kemudian tersenyum.

“Kau harus beristirahat, kau pasti lelah bukan”

“Ya. Itu melelahkan” jawab Luca dan duduk di sofa ruang tengah.

“Mau ku pijat?”

“Kau bisa memijat?”

“Tentu, jadi kau jangan meragukan ku” jawab Laurena dengan percaya diri.

“Baiklah, tapi aku akan mandi terlebih dahulu” kata luca sembari berdiri menuju kamarnya.

“Aku akan menunggumu di kamar ku”

“Aku bahkan tidak tau kamar mu”

“Kalau begitu ikut aku”
Keduanya pun menuju ke arah yang sama, yaitu kamar luca. Dengan laurena yang menunggu di ranjang kamar Luca tanpa melakukan apapun, hanya bisa melihat kearah sana-sini. Hingga beberapa menit berlalu, Luca keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah serta handuk yang melilit di pinggangnya.

“Kau seharusnya mengeringkan rambut mu terlebih dahulu” omel Laurena yang beranjak dari duduknya dan menuju ke arah Luca serta mengajak pria itu duduk di ranjang juga yang menatap kaca panjang di hadapannya.

“Dimana Hair dryer mu?”

“Di Dalam laci sebelah ranjang”
Setelah mendapatkan jawaban itu Laurena mengambil hair dryer dan segera mengeringkan rambut Luca sesekali dengan obrolan kecil sebagai candaan saja.
“Apa urusan bisnis mu lancar?”

AMOR CONFESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang