Sorry ya. Telat update.
Tapi diusahakan untuk tetap up 2 sampai 3 kali seminggu karena ini masih on going.Sebelumnya juga, terimakasih banyak yang sudah membaca cerita ini. Capek-capek pulang kerja terus dapat notif vote pas dicek eh sampai ribuan yang baca, padahal dulu engga sampai segitu.
Saya harap kalian membaca ini sampai selesai ya.
Terimakasih juga yang sudah vote. Sampai-sampai pengen deh beri hadiah buat kalian yang vote terus-terusan.
Karena menulis ini hobi saya. Kalian vote & tidak plagiat untuk menghargai karya saya. Dan saya juga berhak dong memberikan apresiasi buat itu. Tapi ya lihat kedepannya saja.FYI : untuk chapter ini mohon bijak dalam perilaku ‼️. Saya tidak membatasi usia, karena bagaimanapun juga kalian akan tetap membacanya bukan?
So bacanya pelan-pelan saja. So you can feel it. ‼️Tanpa menunggu persetujuan laurena, Luca melepaskan celana dan kemejanya kemudian masuk kedalam bathub. Sehingga membuat keduanya duduk berhadapan. Entah kapan dan bagaimana kini Luca mengangkat laurena duduk diatas pahanya dan melumat bibirnya tanpa aba-aba.
Kini kita tau siapa yang seharusnya terkena efek obat perangsang itu. Tentu saja Luca yang tiba-tiba mencium bibir laurena. Sedangkan wanita itu kini hanya terdiam atas tindakan Luca barusan.
Laurena sendiri masih asik dengan pikirannya yang terlalu berkecamuk. Dia terlalu memikirkan jika ini salah, salah melakukan hal ini didalam kamar mandi dan juga dengan pria yang jelas bukan temannya apalagi kekasihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMOR CONFESSION
Romantizm"Your voice sounds beautiful right now, puppy" bisik Luca yang kini selesai melepaskan lumatan nya dan beralih ke leher serta telinga laurena yang basah bukan karena air bathtub tapi juga karena mulut Luca yang asik mencium, bahkan menjilatnya. Deng...