16. Tersingkapnya Kebohongan

8 4 0
                                    

Haiii, terkadang kesedihan itu datang terlalu cepat ya?

Selamat membaca cerita tiga bersaudara....

Bagian 16:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 16:

Tersingkapnya Kebohongan
.
.
.

Aya dibuat kesal sendiri, sebab sedari tadi ia mondar-mandir mencari gunting kuku miliknya yang hilang entah kemana. Dugaannya, pasti diambil oleh kakaknya, Bhian.

Ia sudah kesal, kamarnya dan Bhian sudah ia geledah dua kali. Membuat ruangan tersebut berantakan macam kapal pecah, namun sama sekali tak muncul benda tersebut. Kecil, namun menyusahkan.

Sedari tadi pun Aya menunggu Isa pulang, namun sampai matahari akan sempurna tenggelam, tak ada sama sekali terlihat batang hidungnya. Membuat Aya bertambah kesal.

Aya terduduk di kamarnya, lelah mencari gunting kuku yang enggan untuk menampakkan dirinya.
“Ini gunting kuku sok-sokan banget sih, nggak mau keluar,” kesal Aya.

Gadis itu bangkit dari duduknya, berjalan menuju kamar sang adik. Niatnya, ia ingin meminjam gunting kuku milik Isa saja. Menyerah ia mencari lagi. Benda yang dicari memang seperti itu, malu-malu untuk muncul. Sementara jika tak dicari, benda itu mungkin setiap saat kita lihat.
Sesampainya di kamar Isa, Aya mulai mencari benda kecil itu. Aya yakin, pasti Isa punya. Adiknya itu tipikal orang yang pandai berbenah. Jarang barang-barangnya hilang, karena Isa membenahi dengan baik.

Isa membuka laci sebelah tempat tidur Isa satu-persatu. Dan pada laci kedua yang Aya buka, akhirnya gadis itu menemukan benda yang ia cari sedari tadi. Aya menghela napas lega, benar-benar dibuat lelah hanya karena gunting kuku.

Saat Aya ingin menutup kembali laci tersebut, tak sengaja matanya menangkap secarik kertas di dalam laci. Jiwa penasarannya menyeruak. Sebab, sepertinya itu bukanlah kertas biasa bagi Aya.
Gadis itu menjulurkan tangannya untuk mengambil kertas tersebut. Dibacanya secara teliti. Hal yang pertama ia lihat adalah tulisan “Surat Keterangan Sakit”. Seketika Aya berpikir, Isa sakit apa?

Dibacanya kembali surat tersebut dengan teliti. Aya terkejut, teramat terkejut. Apakah ini benar? Ini bukan surat palsu yang sengaja Isa buat hanya untuk mainan kan? Dibacanya kembali surat tersebut, sampai berulang-ulang kali.

Kenapa selama ini Isa menyembunyikannya? Tertera dengan jelas dari surat tersebut bahwa Isa sedang tak baik-baik saja. Kenapa adiknya selalu terlihat baik-baik saja.

Aya terduduk di atas kasur adiknya, menatap kertas itu dengan ekspresi tak percaya. Apa yang adiknya itu pikirkan, sampai-sampai hal sebesar ini pun ia tak memberi tahu?

“Bodoh banget sih kamu Sa, gini aja kamu nggak ngasih tahu kita.”

Aya mengambil ponsel yang berada di sakunya. Mencari kontak Isa dan mulai meneleponnya. Beberapa detik lamanya, tak ada jawaban dari sang adik. Aya tak menyerah, ia harus mendengar penjelasan Isa secara langsung mengenai hal ini.

Rainbow Over The Rain [END] [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang