15. Secuil Harsa

15 4 0
                                    

Hehe, haloooo

Siapa yang lagi berbunga bunga? Sayaaa

Siapa yang lagi berbunga bunga? Sayaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 15:

Secuil Harsa
.
.
.

Isa duduk sendirian di bangkunya. Matanya menatap jendela yang menampakkan siswa-siswa SMP Pancapura yang tengah menikmati istirahat pertama mereka.

Harusnya Isa juga begitu, namun suasana hatinya sedang tak baik. Masih teringat kejadian kemarin malam. Di mana hati seseorang terluka akibat ulahnya. Rasanya sangat susah untuk menghilangkan kejadian itu dari ingatannya.

Badannya terasa lemas karena energinya terkuras untuk memikirkan hal ini. Ditambah ia tak mengisi perutnya dengan apa pun sedari pagi tadi. Tak ada cahaya kesenangan dalam dirinya.

Wajahnya pucat, matanya pun sayu. Tak berniat untuk melakukan apa pun. Ditambah teman sebangkunya, Meeya absen hari ini. Sedari tadi pun ia tak melihat Kai. Mungkin tengah sibuk dengan berbagai kegiatan OSIS yang ia kerjakan.

"Ngalamun aja, nih roti."

Buyar seketika lamunan Isa. Kembali tersadar dengan realitas dunia. Dapat ia tangkap sosok lelaki di hadapannya dari matanya. Meletakkan tiga bungkus roti yang ia beli di kantin tadi. Duduk di sebelah Isa. Siapa lagi jika bukan seorang Kaisar yang baru saja kembali dari kesibukannya.

"Makan, lo nggak pergi ke kantin kan?" tanya Kai. Walau Isa tak menjawab atau merespons, Kai tahu gadis di sebelahnya ini tak pergi ke kantin untuk mengisi perutnya.

"Mau gue buka-in?" lelaki itu bertanya kembali.
"Nggak usah, nanti gue buka sendiri aja. Makasih ya," jawab Isa dengan senyum yang ia ukir di wajahnya. Kai mengangguk.

Hening di antara mereka melanda. Hanya suara-suara dari penghuni kelas yang tengah menggosip sembari menyantap makanan mereka.
"Perasaan cuaca siang ini terang benderang, kok di sebelah gue malah muram ya. Aneh banget," ucap Kai sembari menengok ke arah jendela.

Seolah-olah melihat cuaca siang ini.
Isa ikut menengok ke arah jendela. Mengamati siswa-siswa yang kepanasan karena terik matahari.

"Iya, ya. Padahal panas-panas gini, kok setan di sebelah lo malah sedih gitu," ucap Isa. Sebenarnya Isa tahu maksud dari Kai. Tapi, Isa pelesetkan, seolah ada hantu di sebelah lelaki tersebut.
"Lha, kok jadi setan?" Isa terkekeh.

"Bukannya di sebelah lo itu kunti ya. Itu lagi duduk di lantai," jawab Isa sembari menunjuk ke lantai sebelah kursi yang Kai duduki. Kai menghela napas, ikut tertawa juga.

Tujuan Kai memang untuk menghibur Isa agar tak murung lagi. Walau cowok itu sedari tadi tak berada di kelas karena tugas OSIS-nya, ia tahu bahwa gadis di sebelahnya sedang tak baik-baik saja.

Sedari tadi pun ia bolak-balik melewati kelasnya hanya untuk ke kantor guru dan kembali ke ruang OSIS. Di sela itu pula, dirinya melihat aktivitas kelasnya. Termasuk gadis di sebelahnya yang terlalu banyak melamun.

Rainbow Over The Rain [END] [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang