17. Keluarnya Kata Maaf

6 4 0
                                    

Haiii, apa kabar?

Udah makan? Jangan telat makan ya nanti sakit.

TANDAI YANG TYPO

TANDAI YANG TYPO

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 17:

Keluarnya Kata Maaf
.
.
.

S

etiap hidup memang selalu ada hal-hal baik dan buruk. Maka, selain menguatkan mental untuk beranjak dewasa nantinya, juga perlu sebuah support dari orang-orang tersayang. Tidak hanya berjalan sendiri menginjak setiap duri perjalanan.

Setiap kata semangat yang terlontar pasti selalu memberi hal positif bagi hidup. Semangat menempuh kehidupan selanjutnya, dan bahkan bisa menyelamatkan nyawa setiap orang yang sudah lelah dengan kehidupan.

Bahkan, sesuatu yang rapuh dan pecah pun akan bangkit dan tersusun kembali menjadi kesatuan yang berarti. Mungkin, hal-hal kecil yang bagi kita tak ada gunanya, bagi orang lain itu sangat berarti.

Karena setiap posisi umat manusia di dunia itu berbeda-beda. Memberi semangat dan menjalin kembali hubungan yang baik bukanlah tindak kriminal yang harus dipertimbangkan. Melainkan suatu bentuk usaha untuk menyelamatkan dan suatu cara untuk menguatkan seseorang agar terus bertahan hidup.

Kini, dua insan manusia tengah duduk bersama di dilantai kamar. Beralaskan satu karpet agar tidak dingin karena lantai. Kedua gadis tersebut tengah melakukan aktivitas mereka dengan canda dan suka cita.

Orang bilang, katanya kegiatan menenun selain dapat mengisi waktu luang juga dapat berpengaruh pada mental. Maka itulah yang Isa dan Aya buat saat ini. Bukan apa, mereka hanya mengisi waktu luang yang kosong.

Selain itu, mereka juga sekadar mempercayai kata orang-orang itu. Akhir-akhir ini memang berat, menguras waktu dan mental mereka. Mungkin dengan melakukan aktivitas satu ini, mereka akan bisa melipur beberapa permasalahan dan menjalin hubungan yang baik.

“Punya kakak udah bagus aja, aku masih gini. Liat,” ucap Isa sembari menunjukkan hasil tenunannya dengan benang berwarna merah muda.

“Bagus kok itu,” jawab Aya sembari tersenyum.
Rasanya sudah lama sekali mereka tak seperti ini. Melakukan hal-hal bersama dan bercanda ria. Terakhir kali pun saat Nenek Eka datang ke rumah. Dan bagi mereka berdua, ini adalah hal yang patut untuk disyukuri.

Saat mereka berdua tengah asyik menenun, Isa melihat Bhian yang baru saja melewati kamarnya. Enggn untuk menghampiri, enggak pula memberi senyum. Rasanya seperti bukan kakaknya. Sangat berbeda dengan awal kali ia kenal.

Itu semua bukan karena alasan, sebab sifat seseorang berubah pasti selalu ada alasan yang mendasari. Isa menghentikan tangannya yang tengah menenun, lalu menatap Kakaknya yang juga sibuk melakukan aktivitasnya.

Rainbow Over The Rain [END] [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang