GENRE : FANTASI | PETUALANGAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rasa penasaran mulai menggerogoti hatiku. Tanpa berpikir panjang, aku mengamati pojokan rak di tempat penyimpanan kotak yang terlarang. "Hanya satu kali saja," gumamku pada diri sendiri. Tak bisa menahan rasa ingin tahuku, aku melangkah ke arah kotak itu.
Dengan hati berdebar, aku membuka petinya. Saat tutupnya terbuka, terkejutlah aku. Di dalamnya hanya ada sebuah buku tebal dengan cover coklat berelief garis-garis ukir. Aneh sekali, pikirku.
Tanpa memberitahu Gaffi dan Relia, aku mengangkat buku tersebut dan menutup kembali kotaknya dengan penuh rasa ingin tahu. "Lihat ini!" seruku, dan mereka menoleh dengan kaget, tanpa ada rasa curiga kalau aku membuka kotaknya.
"Apa itu?" tanya Gaffi, matanya membesar.
"Sepertinya buku tua," jawabku, mencoba menahan rasa gugup. "Aku menemukannya di rak."
Relia mendekat, melihat buku itu dengan penuh minat. "Boleh kita lihat isinya?"
Aku mengangguk, membuka halaman pertama dengan hati-hati. Kami terheran ketika membuka halaman pertama. Di halaman itu hanya ada gambar jamur putih, dan di sebelahnya ada halaman dengan gambar jamur hitam. Kedua gambar itu saling berhadapan satu sama lain, dan sisanya hanya halaman kosong, padahal bukunya sangat tebal sekali.
"Ini aneh!" keluh Gaffi, terlihat bingung. "Kenapa buku setebal ini hanya ada dua gambar?"
"Aku juga tidak tahu. Ini sangat membingungkan," jawabku, sambil merenung. Buku ini seharusnya menyimpan sesuatu yang lebih, tetapi hanya ada dua gambar yang sangat sederhana.
Relia memandangi buku itu dengan tatapan curiga. "Apa Kakek Fung tahu tentang ini?"
Kami bertiga terdiam sejenak, merenungkan misteri di depan kami. Buku tebal dengan hanya dua gambar sederhana, jamur putih dan jamur hitam dan halaman-halaman kosong lainnya. Rasa penasaran semakin menggelitik hati kami.
"Apa mungkin buku ini belum selesai di buat ?" tanya Gaffi, mencoba mencari penjelasan.
"Mungkin saja," jawabku, masih memandangi gambar-gambar itu. "Tapi kenapa hanya dua gambar jamur? Dan kenapa yang satu putih dan yang satu hitam?"
Relia menghela napas. "Kita harus bertanya pada Kakek Fung. Mungkin dia tahu sesuatu yang kita tidak tahu."
Namun sebelum sempat kami menanyakan pada Kakek Fung, tiba-tiba saja angin kencang masuk melalui jendela, mengibaskan barang-barang di dalam ruangan. Kami bertiga saling menatap dengan ekspresi keheranan dan ketakutan. Rumahnya seperti bergoyang, seolah ada gempa bumi yang kuat. Buku-buka di rak mulai berjauhan dan terbawa kesiur angin kencang membuatnya berantakan. Suara-suara retakan kayu terdengar, membuat kami semakin panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knights in the fungus world
FantasyDalam petualangan yang penuh misteri dan intrik, tiga remaja-Arlo, Gaffi, dan Relia-menemukan diri mereka terjebak dalam dunia ajaib setelah membuka sebuah buku tua di rumah seorang kakek tua. Hutan magis yang mereka masuki dipenuhi dengan keajaiban...