GENRE : FANTASI | PETUALANGAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami berkumpul di ruang tamu, ayah V-on duduk tegap memandangi kami satu per satu dengan tatapan tajam. V-on berdiri di belakang ayahnya, memperhatikan kami dengan cermat. Suasana terasa mencekam, seolah-olah setiap detik berlalu dengan lambat.
"Dari mana kamu menemukan mereka, V-on?" tanya ayahnya dengan suara yang dalam dan penuh wibawa.
V-on menjawab dengan tenang, "Aku menemukannya di hutan terlarang. Saat aku mencari jamur, aku menemukan mereka tengah diserang oleh para kelelawar. Akhirnya, aku menolong mereka."
Ayah V-on mengerutkan kening. "Untuk apa kamu menyelamatkan mereka?" tanyanya lagi, suaranya penuh dengan kecurigaan.
Aku, Gaffi, dan Relia saling pandang dengan ketakutan. Aura ayah V-on yang gagah dan kuat membuat kami merasa kecil dan tak berdaya.
V-on menjelaskan, "Aku tahu apa yang ayah pikirkan, tapi mereka berbeda dengan para pendekar yang gagal memakan kekuatan jamur itu. Mereka dengan sadar bisa diajak bicara dan nyambung sekali berinteraksi dengan mereka."
Ayah V-on menatap kami dengan lebih tajam. "Tapi ada satu hal yang tidak bisa dipercaya dari mereka," lanjut V-on. "Mereka mengatakan bahwa mereka keluar dari sebuah portal, dan portal itu membuat mereka terjatuh di dalam hutan terlarang itu."
Ruangan menjadi sunyi. Hanya suara api di perapian yang terdengar, menambah ketegangan suasana. Ayah V-on menghela napas panjang, matanya masih tajam memandangi kami.
"Portal, katamu?" tanyanya dengan nada skeptis. "Itu cerita yang sulit dipercaya."
Aku memberanikan diri untuk berbicara. "Kami tahu ini sulit dipercaya, tapi itu yang benar-benar terjadi. Kami tidak tahu bagaimana kami bisa sampai di sini, dan kami tidak tahu harus bagaimana lagi, agar kami bisa keluar dari dunia ini, saat itu kami hanya sedang membaca buku tua, namun tiba-tiba saja buku tersebut membuka portal dan menyedot kami hingga ke dunia ini"
Ayah V-on masih tidak percaya. "Kalian pasti sudah memakan kekuatan jamur itu, tapi dengan kondisi kekuatan itu masuk ke tubuh kalian setengah-setengah. Kekuatan itu menggerogoti ingatan kalian sebagian dan sebagian lagi kalian bisa mengendalikan kekuatan itu," katanya dengan nada tegas.
Kami bertiga saling pandang, tidak mengerti apa yang dijelaskan oleh ayah V-on. Aku dengan tegas menjawab, "Kami benar-benar tidak pernah memakan apa pun di dalam hutan terlarang itu."
Ayah V-on tetap kekeh dengan teorinya dan tetap tidak mempercayai kami. "Aku tetap pada pendirianku. Kalian mungkin tidak menyadarinya, tapi kekuatan jamur itu ada di dalam tubuh kalian," katanya dengan nada yang tidak bisa dibantah.
Aku merasa kesal sekali. "Lalu, apa yang harus kami lakukan agar paman bisa mempercayai kami?" tanyaku dengan suara yang mulai bergetar. "Kami ke sini ingin meminta bantuan paman. Mungkin saja paman bisa membantu kami keluar dari dunia ini. Aku merindukan keluargaku, teman-teman sekolahku. Aku tidak ingin terjebak di dunia antah berantah ini. Kami ingin pulang," kataku dengan penuh emosi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Knights in the fungus world
FantasyDalam petualangan yang penuh misteri dan intrik, tiga remaja-Arlo, Gaffi, dan Relia-menemukan diri mereka terjebak dalam dunia ajaib setelah membuka sebuah buku tua di rumah seorang kakek tua. Hutan magis yang mereka masuki dipenuhi dengan keajaiban...