GENRE : FANTASI | PETUALANGAN
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kami berempat terus berjalan dan sesekali beristirahat jika diperlukan. Hingga akhirnya, kami sampai di sebuah tempat yang dipenuhi batu-batu berukuran besar dan kecil yang bergeletakan di mana-mana. Kami semua merasa heran melihatnya.
"Petunjuk selanjutnya adalah mencari sebuah batu besar yang terbelah," kataku, mengingat instruksi dari Paman A-On.
Kami langsung turun ke tempat dengan banyak batu-batu besar itu, menyusuri setiap kelokan dan melewati batu-batu besar tersebut. Saat itu, Relia menemukan sebuah hewan yang lucu dan unik.
Hewan itu berjalan di depan kami, berukuran kecil dengan bentuk tubuh mirip beruang. Bulu hewan itu lembut, matanya tajam, dan telinganya kecil. Yang paling menarik, hewan ini memiliki pelindung seperti armadilo yang hanya terletak di dua pergelangan tangannya, punggung, dan menutupi seluruh ekornya.
"Astaga, lihat hewan itu!" seru Relia dengan penuh kekaguman. "Lucu sekali!"
Namun, kami sangat terkejut saat melihat bukan hanya satu, tapi mungkin ratusan hewan tersebut berada di sana. Ukurannya berbeda-beda, ada yang besar seperti ukuran beruang dan ada yang kecil. Mereka tampak sibuk dengan aktivitas mereka sendiri.
Gaffi berbisik, "Apa yang mereka lakukan di sini?"
Zyra mengamati dengan cermat. "Mungkin ini habitat mereka. Kita harus berhati-hati agar tidak mengganggu mereka."
Tiba-tiba, salah satu hewan besar mengeluarkan suara menggeram, memperingatkan kami. "Kita harus segera keluar dari sini," kataku dengan suara tegas. "Mereka mungkin merasa terancam dengan kehadiran kita."
Kami mulai bergerak perlahan, mencoba tidak menarik perhatian hewan-hewan tersebut. Namun, salah satu dari mereka menggelinding ke arah kami dengan cepat, membuat kami terkejut.
"Berhati-hatilah!" teriak Gaffi, mengangkat pedangnya siap untuk bertahan.
Relia menarik busurnya, siap untuk melepaskan anak panah jika diperlukan. "Kita harus menemukan jalan keluar secepatnya," katanya dengan suara tegang.
Zyra menunjuk ke arah sebuah celah di antara batu-batu besar. "Di sana! Kita bisa keluar melalui celah itu!"
Kami berlari menuju celah tersebut, menghindari hewan-hewan yang menggelinding ke arah kami. Dengan napas terengah-engah, kami akhirnya berhasil keluar dari habitat hewan-hewan tersebut.
Kami berhenti sejenak untuk mengatur napas. "Itu sangat menegangkan," kata Relia, masih memegang busurnya erat-erat.
Zyra tersenyum lega. "Kita berhasil keluar. Sekarang, mari kita lanjutkan mencari batu besar yang terbelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Knights in the fungus world
FantasyDalam petualangan yang penuh misteri dan intrik, tiga remaja-Arlo, Gaffi, dan Relia-menemukan diri mereka terjebak dalam dunia ajaib setelah membuka sebuah buku tua di rumah seorang kakek tua. Hutan magis yang mereka masuki dipenuhi dengan keajaiban...