Episode 19

2 2 0
                                    

GENRE : FANTASI | PETUALANGAN

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, kami memutuskan untuk beristirahat di sebuah area terbuka di tengah hutan. Cahaya bulan menerangi tempat kami berkemah, memberikan sedikit rasa aman di tengah kegelapan. Namun, ketenangan itu segera terganggu oleh suara gemuruh yang datang dari kejauhan.

Aku merasakan bulu kudukku meremang. "Ada sesuatu yang mendekat," bisikku kepada yang lain.

Zyra mengangguk, matanya tajam mengamati sekeliling. "Kita harus bersiap."

Tiba-tiba, di balik bayangan pepohonan, muncul sosok besar dengan mata yang bersinar dalam kegelapan. Sosok itu tampak seperti harimau yang berwarna putih. Harimau yang besar dan menakutkan. Harimau ini ternyata hanya bisa dilihat dalam cahaya bulan, dan ketika ia melewati kegelapan hutan, sosoknya menjadi tidak terlihat sama sekali. Sekarang, ia berdiri di hadapan kami, menggeram dengan ganas.

Aku merasakan jantungku berdegup kencang, ketakutan menyelimuti diriku. "Apa yang harus kita lakukan?" bisikku, suaraku bergetar.

Saat ini, cahaya bulan tidak terlalu menyinari dengan terang. Zyra berteriak, "Arlo, segera bakar batang pohon! Kita butuh cahaya banyak untuk melihat keberadaannya dengan jelas."

Aku segera mencari batang pohon yang jatuh, dan untung saja aku menemukannya. Dengan cepat, aku menyalakannya menggunakan pemantik api milik Zyra. Api mulai menyala seperti obor, memberikan cahaya yang cukup untuk melihat sekeliling kami.

"Bagus, Arlo!" seru Zyra. "Sekarang kita bisa melihatnya dengan jelas."

Dengan cahaya yang lebih terang, kami bisa melihat sosok harimau putih itu dengan lebih jelas. Ia menggeram dengan ganas, tetapi setidaknya sekarang kami tahu di mana posisinya.

Zyra mendekat, berdiri di sampingku dengan sepasang belati di tangannya. "Aku akan melindungimu. Percayalah padaku."

Aku mengangguk, mencoba mengabaikan rasa takut yang menghantui. Dengan tangan gemetar, memegangi batang kayu yang aku bakar, apinya semakin besar dan harimau itu semakin jelas terlihat. Sementara itu, Zyra berdiri tegap, siap menghadapi serangan harimau.

Harimau itu melompat ke arah kami dengan kecepatan yang mengerikan. Aku memegang erat batang pohon yang terbakar, berusaha menghindar dari serangan harimau putih itu. Zyra dengan cekatan mengayunkan belatinya, memaksa monster itu mundur sejenak.

"Jaga jarak!" teriak Zyra, matanya tajam mengawasi setiap gerakan harimau.

Gaffi, dengan pedangnya yang berkilauan, maju menyerang. "Aku akan mengalihkan perhatiannya!" katanya sambil mengayunkan pedangnya ke arah harimau.

Relia, dengan busur panahnya yang sudah siap, menembakkan anak panah dengan presisi. "Aku akan mencoba mengenai titik lemahnya!" serunya, meskipun harimau itu sangat lincah menghindar.

Knights in the fungus worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang