Assalamu'alaikum semuanyaaa...
•
•
•Hari pun berlalu, malam sudah datang lalu berlalu kembali. Setelah kemarin telah melakukan acara piknik bersama dan di akhir dikejutkan dengan kedatangan Fikri dan teman-temannya. Kini Zafina tengah bersantai-santai di rumahnya. Ini adalah hari ketiga mereka berlibur sebelum dibagikannya rapot.
Seperti biasa hari-hari libur itu sangat membosankan, namun juga jika sekolah sangat malas untuk menjalankannya. Itu lah kehidupan seorang siswa, jika berangkat sekolah tidak mau, libur pun tidak mau.
Tok tok tok!!!
Tiba-tiba pintu kamar Zafina di ketuk, membuat Zafina yang tengah rebahan sambil scroll tiktok pun beranjak dari posisi nyamannya. "Sebentar!" jawab Zafina sambil berteriak.
Zafina pun membuka pintu kamarnya dengan perlahan. Terlihat sangat Bunda yang tengah berdiri di hadapan pintu kamarnya. "Ada apa Bund?" tanya Zafina kepada sang Bunda.
"Ini Bunda mau ngajak kamu bikin kue, mumpung kamu lagi libur."
Mendengar ajakan sang Bunda, membuat wajah Zafina berseri-seri, pasalnya bosannya sudah level tertinggi, jadi saat sang Bunda mengajak membuat kue membuatnya merasa ada kegiatan. Zafina pun menjawab ajakan sang Bunda, "Ayo Bunda!" jawab Zafina dengan bersemangat.
Zafina dan Bunda Kirana pun turun kebawah dan berjalan menuju dapur. Setelah mereka pun mulai berkutat dengan alat-alat dan bahan-bahan yanga ada di dapur.
*******
Di sisi lain, lebih tepatnya di kediaman Fitri. Fitri tengah menunggu sang abang, pasalnya dari kemarin sore abangnya itu pulang ke pesantren bukan ke rumah padahal dari hari pertama libur abangnya itu berada di rumah. Memang kalau ada butuhnya tuh pasti abangnya tak ada. Padahal ia akan mengasih titipan Zafina kepada abangnya itu.
"Assalamu'alaikum." Tepat sekali, manusia yang sedari tadi telah Fitri tunggu-tunggu akhirnya datang juga. Dugaan Fitri benar, bahwa Abang kembarannya itu pasti akan kembali pulang, karena abangnya itu pasti tidak dapat berjauhan dengan ponsel genggamannya juga PSnya.
Fitri yang tengah berada di kamarnya pun segera menghampiri Fikri. Saat keluar dari kamar tepat sekali Fitri dan Fikri berpas-pasan di depan kamar Fitri. "Bang," panggil Fitri. Fikri yang merasa terpanggil pun manaikkan satu alisnya, seolah ia tengah bertanya apa atau juga kenapa.
"Bentar, Abang tunggu dulu disini," cegah Fitri saat melihat Fikri akan memasuki kamarnya. Pasalnya tadi saat Fikri menaikkan satu alisnya Fitri tak kunjung berucap, jadinya ia memilih untuk memasuki kamarnya. Sebenarnya Fitri ragu untuk menitipkan barang itu, karena ia takut akan diledekin oleh abangnya itu. Namun dengan keberanian penuh Fitri pun berucap demikian.
Fikri pun menunggu Fitri yang tengah masuk ke dalam kamarnya lagi.
Fitri pun keluar dari kamarnya dengan membawa paper bag yang kemarin diberikan oleh Zafina. "Bang, Fitri mau nitip ini. Tolong kasihin ke Azka ya--,"
Belum juga selesai ucapan Fitri sudah di cela saja oleh Fikri, "Ciee, benerkan dugaan abang. Waktu itu kamu nanya-nanya tentang nama temen abang tuh kamu suka sama salah satunya kan. Dan itu adalah Azka, waw adik abang suka sama Azka? udah ketebak sih, soalnya banyak yang suka sama dia." Fikri terlihat sangat bahagia saat mendengar penuturan yang keluar dari mulut Fitri.
"Udah sini, pasti abang kasih kok. Semoga berhasil ya Fitri adiknya abang tersayang, kan ada abang. Pasti abang bantu kok, tenang aja kalo ada abang sih." Fikri langsung merebut paper bag itu dari tangan Fitri. Jawaban dari Fikri membuat Fitri gelagapan dan susah untuk berbicara. Belum selesai berbicara sudah dipotong saja oleh abangnya itu dan hal itu dapat memunculkan sebuah kesalahan pahaman jika Fitri tidak meluruskan omongannya, dan hal itu juga membuat Fitri benar-benar panik.
"Tapi bang-" Saat Fitri akan meluruskan ucapannya malah ucapannya di potong. Selalu saja seperti itu. Sepertinya kebisaan dari sang abang adalah memotong ucapan orang.
"Udah, gak ada tapi-tapian. Selama ada abang pasti lancar." Dan lagi ucapan Fitri di potong. Hal ini membuat Fitri kesal kepada abangnya namun ia dari tadi sangat sulit untuk berucap.
Fikri pun memasuki kamarnya. Setelah sadar, Fitri sangat merutuki kejadian tadi. Fitri bisa saja masuk kedalam kamar Fikri namun ia sangat ragu, takut di potong lagi ucapannya juga ia sangat malu. "haduuhh, ini gimana gue ngomong sama Fina kalo kejadiannya giniii..." rutuk Fitri kepada dirinya sendiri. Rasanya ia ingin sekali berteriak bahwa bukan ia yang menyukai Azka namun sahabat sekaligus kakak kelasnya sendiri yang menyukai Azka. Namun ucapan itu sangat susah keluar dari mulut Fitri entah kenapa, rasa lidah ia sungguh sangat kelu untuk berbicara.
Fitri ini, masalah seperti ini itu dapat menimbulkan kesalah pahaman dan masalah baru. Gimana ini jika Zafina marah kepada Fitri, masalah ini dapat memecahkan persahabatan mereka.
•
•
•Terimakasiiihhh semuanyaa....
oh ya jangan lupa ikutin instagram aku @ffhtsslkhh & @storiesby.ffhtsslkhh klo yg awal itu terserah kalian mau follow apa gaknya wkwk... klo yg kedua yuk di follow yuk buat tau spoiler-spoiler untuk bab berikutnya.
Jangan lupa vote and komen untuk next bab selanjutnya....
spam next
spam 🦁🦁
spam Astagfirullah
Siapa disini yang kesel sama Fitri cunggg☝🏻☝🏻☝🏻
Atau keselnya sama Fikri cunggg☝🏻☝🏻☝🏻
Atau sama dua duanya wkwk ☝🏻☝🏻☝🏻
sekian dari aku kurang-kurangnya mohon maaf🙏
Wabillah Hi Taufik Wal Hidayah Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
NGECRUSHIN ADE SANTRI
Teen FictionWARNING!! DILARANG PLAGIAT!! YG PLAGIAT HUSH HUSH SANA PERGI YG JAUH DARI CERITA INI! HAI GUYS INI CERITA PERTAMA KU JADI MOHON DI MAKLUM KALO ADA KESALAHAN DALAM KETIKAN NYA MAUPUN KATA PERKATA NYA YA!!😄 JANGAN DI HUJAT YGY HARUS DI MAKLUM KARNA...