🐯NAS || Tujuh Belas🐯

20 14 0
                                    

Assalamu'alaikum semuanyaaa...



Kini Fikri tengah perjalanan menuju asramanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini Fikri tengah perjalanan menuju asramanya. Sekarang waktu sudah mendekati maghrib, makannya Fikri kembali ke asramanya. Karena jika sudah maghrib maka gerbang asrama putra akan di tutup, semua kegiatan di malam hari hanya ada di wilayah pesantren dan asrama. Para santri tidak di perbolehkan untuk keluar gerbang saat malam hari, jika ingin membeli sesuatu di wilayah pesantren terdapat koperasi yang sudah lengkap akan alat-alat sekolah, alat-alat pesantren, cemilan atau snack-snack dan juga minum-minumannya, intinya koperasi tersebut serba ada, hanya saja tak ada makanan berminyak yang sudah jadi juga makanan berat seperti nasi yang sudah matang yang di buat nasi goreng dan jajanan lainnya yang perlu dibuat disitunya.

Biasanya jika sudah melewati maghrib maka Fikri akan menginap di rumahnya, ia meminta izin kepada pengurus yang memegang telepon genggam. Karena biasanya Fikri pulang ke rumahnya itu pada hari libur, dan ketika hari libur itulah kegiatan di pesantren pun juga diliburkan.

Saat sudah sampai di depan gerbang asrama putra Fikri pun menyapa akang akang pengurus yang tengah menjaga gerbang, "Kang," sapa Fikri seraya mengalahkan senyumannya.

"Iya Fik, abis pulang kerumah ya," balas salah satu dari Kang santri tersebut seraya bertanya. "Iya kang, biasa Kang pengen makan makanan mamah," balas Fikri. Memang benar kenyataannya jika ia pulang ke rumah ia ingin memakan masakan sang Mamah namun juga dibumbui dengan ia yang memainkan ponsel juga PSnya.

"Apa itu yang dibawa Fik?" tanya Kang santri yang lain saat melihat paper bag yang ada di tangan Fikri. Fikri pun melirik ke arah tangannya lalu menjawab, "Oh ini, dari adik saya Kang," jawabannya.

"Adek kamu itu yang namanya Fitri kan," tebak Kang santri itu. "Benar Kang," balas Fikri. "Cantik ya Fik, mirip sama kamu. Tapi kalo kamu ganteng sih." Mendengar penuturan dari Kang santri itu hati Fikri terasa berbunga-bunga. Di puji oleh seniornya sendiri itu sangat menyenangkan. "Iya Kang, alhamdulillah," jawab Fikri dengan senyum manisnya.

"Ya sudah Kang, saya masuk dulu," pamit Fikri. "Oh iya, silahkan-silahkan."

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." Fikri pun meninggalkan wilayah depan gerbang lalu masuk ke dalam wilayah asrama putra.

Saat sudah sampai di kamarnya Fikri segera menaruh barang titipan adiknya itu di atas lemarinya. Lalu ia mengambil jubah dan sorbannya yang akan ia kenakan untuk sholat berjama'ah di masjid santri putra. Fikri hanya sendiri di dalam kamar, karena yang lain sudah  lebih dulu ke masjid santri putra. Di asrama putra pondok pesantren Nurul Huda ini satu kamarnya terdiri atas 12 orang santri, karena kamarnya yang lumayan besar makannya muat untuk santri sebanyak itu. Fikri satu kamar dengan keempat teman yang selalu membersamai, dan tujuh lainnya terdapat tiga orang santri senior dan empat santri lainnya adalah santri junior atau yang baru saja memasuki Pondok Pesantren Nurul Huda ini.

NGECRUSHIN ADE SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang