Jangan lupa tekan vote!
Statusnya kini telah berganti, Varsha bukan lagi seorang perempuan lajang, dia sudah menjadi istri Baskara. Beberapa jam yang lalu, Varsha resmi menjadi istri seorang Baskara, laki-laki brengsek yang memiliki kehidupan bebas dan liar. Bahkan bukan hanya Varsha yang berpikiran seperti itu, orang tua Baskara juga memiliki pemikiran yang sama.
Selama acara pernikahan, Varsha harus menyapa beberapa orang yang merupakan kolega dari Wijaya dan Veni. Baskara tidak mengundang karyawannya, dan Clara juga tampak tidak hadir di pernikahan mereka. Jelas saja, Clara akan merasa panas melihat laki-laki yang dia cintai menikah dengan perempuan lain.
Varsha membungkukkan badannya, memijit kakinya yang terasa pegal karena harus berdiri selama berjam-jam. Acara pernikahan mereka sudah selesai, baju pengantinnya juga sudah berganti dengan dress. Tersisa satu acara lagi yang harus Varsha lewati, yaitu acara makan malam dengan keluarga besar Baskara.
Varsha menatap sekeliling kamar hotel yang mereka tempati. Semalam, mereka tidak tidur di kamar hotel ini. Sepertinya pihak hotel menyiapkan satu kamar untuk pengantin baru, dan ya, kamar ini di hias sedemikian rupa dengan kelopak bunga membentuk love di tengah-tengah kasur.
Mengingat semalam, Baskara dan Varsha memang sempat berada di kamar yang sama. Tapi, saat tengah malam, Baskara memutuskan untuk keluar dari kamar, memesan kamar lain yang kosong. Baskara tidak bisa melihat Varsha yang tidur di kasur dengan nyenyak, sementara dirinya tidur di sofa karena perempuan itu tidak mau tidur seranjang dengannya. Dorongan untuk menerkam Varsha begitu kuat sampai Baskara memilih tidur di kamar lain.
“Kau lelah?” tanya Baskara, masuk ke dalam kamar, menatap ke arah Varsha yang duduk di sisi ranjang. Baskara baru saja selesai berbincang dengan rekan bisnisnya yang baru bisa datang saat acara sudah hampir selesai.
Varsha mengangkat kepalanya, menatap Baskara yang masih mengenakan jasnya. Varsha memang lebih dahulu masuk ke kamar, membersihkan diri, dan berganti baju atas suruhan dari Veni. Mertuanya itu bersikap jauh lebih baik sekarang, lebih menghargai kehadiran Varsha. Selama acara juga, Veni selalu menanyakan kondisi Varsha apakah masih sanggup berdiri atau tidak.
“Kakiku hanya pegal,” ucap Varsha. Dia berdiri memakai high heels dalam waktu yang lama. Untungnya Baskara selalu menggandengnya sehingga Varsha kuat berdiri dengan penopang yang kecil itu.
Baskara melepaskan jasnya, menaruhnya di atas kasur. Kemudian laki-laki itu menggulung kedua lengan kemeja berwarna putihnya sampai sikut. “Biar aku bantu mengurutnya.” Baskara mengambil posisi setengah berjongkok di hadapan Varsha, tangannya langsung mendarat di kaki mulus Varsha.
“Tidak perlu, Bas.” Varsha menolak, mencoba menarik kakinya, tapi tangan Baskara menahannya.
“Kau harus melayaniku malam ini, Varsha,” ucap Baskara tanpa menatap Varsha. Dia sibuk menatap kaki Varsha, sementara tangannya terus bergerak mengurut pelan kaki Varsha secara bergantian.

KAMU SEDANG MEMBACA
BAYAR DI MUKA (Sudah Revisi)
Romantika#story10 PART MASIH LENGKAP!! (FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA UNTUK MEMBUKA BAB YANG DI PRIVATE ACAK!) Hutang sebesar 200 juta yang di tinggalkan oleh ayah Varsha, membuat Varsha harus membanting tulang untuk mencari uang. Segala pekerjaan dia lakukan...