Siang ini hawanya panas banget. Jihyo sampai mengibaskan map plastiknya ke wajah agar tidak kepanasan. Bang Sungjin katanya mau jemput, tapi sudah ditunggu sampai lima belas menit lelaki itu tak kunjung datang juga. Ditelpon juga kokrnya tidak aktif. Terus kalau Jihyo naik ojek, takutnya abangnya itu jemput. Nanti kongkalikong jadinya.
Saat sedang bingung-bingungnya, dengungan motor menarik perhatian Jihyo yang sedang duduk di dekat pos satpam. Gadis itu menatap heran pada sosok yang berhenti pas di depannya. Motor gede warna hitam, helm full face, jaket hitam, perawakannya juga gede gitu. Jihyo takut sendiri kalau itu penculikan.
Tapi saat lelaki yang mengendarai motor itu melepas helmnya, Jihyo bernafas lega karena itu ternyata Mingyu.
"Lo ngapain bengong? Cepet naik!"
Tak menunggu lama, Jihyo langsung menerima ajakan Mingyu. Dia naik ke belakang jok motor, setelah menerima helm dari tetangganya itu.
"Lo disuruh Bang Sungjin?"
Kepala Mingyu mengangguk samar, "Ban mobilnya bocor, tadi gue ketemu di jalan."
"Ini motor siapa anjir?!"
Jihyo memegang tepian jaket Mingyu. Gadis itu baru sadar, itu jaket baru yang dibelinya di mall pada hari Sabtu kemarin. Padahal Jihyo yang memilihkan modelnya, tapi ia sudah lupa.
"Motor Jaehyun. Tadi gue pulang sama dia. Terus ketemu abang lo di bengkel, jadi gue samperin. Jaehyun gue tinggal sama Bang Sungjin." Mingyu ketawa keras banget. Padahal menurut Jihyo tidak ada yang lucu.
Motor Jaehyun yang dibawa oleh Mingyu itu pun akhirnya membelah jalanan. Keduanya terdiam menikmati panas yang menerpa tubuh mereka. Saat ada jalan yang tidak rata, Mingyu tak sengaja menerobosnya, membuat Jihyo refleks memeluk perut lelaki itu.
Sudah terlanjur. Jadi Jihyo tetap saja memeluk perut Mingyu tanpa tau lelaki itu sudah mengeraskan rahang di balik helmnya.
Motor yang dikendarai Mingyu melambat, membuat Jihyo mengedarkan pandangannya ke sekitar. Di bawah pohon yang rindang, ada gerobak yang menjual es kelapa muda.
"Emang kita mau beli es dulu ya, Gyu?" Jihyo memiringkan kepalanya agar bisa menatap Mingyu yang sudah melepas helmnya.
Saat menoleh, ia bisa melihat wajah Jihyo yang menggemaskan dari jarak dekat. Pipinya yang memerah terkena panas terlihat sangat menggemaskan terhimpit oleh helm yang dipakainya. Uhh.. lucu.
"Ehemm.. iya, lo masih betah pelukin gue ya?"
Jihyo langsung melepaskan tangannya dari perut Mingyu. Gadis itu lantas menepuk punggung sahabatnya dengan tenaga yang lumayan kuat. "Enak aja!! Kalau ga karena jalannya nggak enak, mana mungkin gue mau peluk lo?!"
Keduanya turun dari atas motor, lantas memesan dua gelas es kelapa muda. Pada cuaca yang panas seperti ini, minum es memang suatu hal yang sangat menyegarkan. Apalagi minumnya di bawah pohon begini.
"Bang Sungjin masih lama nggak benerin mobilnya?" Gadis itu bertanya sambil memakan kelapa muda yang dengan susah didapatkannya dari ujung sedotan. Mingyu menoleh, lantas memberikan kelapa mudanya ke depan bibir Jihyo yang langsung dilahap oleh gadis berpipi chubby itu.
"Kayaknya masih, soalnya tadi ada beberapa orang yang antre gitu buat benerin mobil. Tapi kan udah ada Jaehyun disana."
Mingyu terkekeh pelan mengingat Jaehyun yang ditinggalkannya disana bersama Bang Sungjin. Awalnya, Jaehyun menolak. Ia lebih memilih untuk menjemput Jihyo, tapi jelas saja Mingyu langsung menolaknya. Ia takut jika Jaehyun akan mengambil kesempatan dalam kesempitan seperti yang Jihyo lakukan tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Sidekick to Significant Other
Подростковая литератураSebelumnya, Jihyo tak pernah membayangkan jika Mingyu mampu membuat jantungnya berdebar tak normal. Mereka teman sedari kecil. Bahkan pernah mandi bersama saat berusia lima tahun. Maka untuk meyakinkan perasaannya sendiri, Jihyo mulai melakukan aksi...