Achilles' heel

69 11 4
                                    

Setelah Vanessa pergi, Fabian berjalan perlahan menuju kamar, mencoba mengendalikan emosinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah Vanessa pergi, Fabian berjalan perlahan menuju kamar, mencoba mengendalikan emosinya. Saat memasuki kamar, Sarina sedang duduk di tepi ranjang, menunggu penjelasan

Fabian duduk di sampingnya, menarik napas panjang sebelum berbicara, "Apa yang Vanessa katakan tadi, jangan kamu dengarkan, Sarina. Dia hanya ingin memecah belah kita. Dia tidak tahu apa-apa tentang hubungan kita"

Sarina diam, menatap wajah Fabian yang tegang, merasa ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini

Fabian menggenggam tangan Sarina, suaranya lebih lembut, "Aku hanya ingin melindungimu. Dunia di luar sana... berbahaya. Aku tidak bisa membiarkanmu terlibat dengan orang-orang seperti Vanessa, atau siapa pun yang bisa membawamu pada masalah"

Sarina mengangguk pelan, namun dalam hatinya dia mulai merasakan ada sesuatu yang lebih dalam dari sekadar perlindungan. Sejak kejadian itu, Fabian semakin posesif. Setiap gerakan Sarina diawasi dengan lebih ketat, dan setiap kali Sarina ingin pergi, Fabian memastikan dia tahu ke mana dan dengan siapa

"Percayalah padaku, Sarina. Aku melakukan ini untuk kebaikan kita berdua", katanya lagi, mencoba meyakinkan Sarina. Namun, Sarina merasakan perlindungan ini mulai berubah menjadi kontrol yang mencekik

Hari itu, Sarina menghabiskan waktu bersama Fabian dan Galang di lapangan golf yang luas, ditemani oleh rekan-rekan bisnis Fabian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari itu, Sarina menghabiskan waktu bersama Fabian dan Galang di lapangan golf yang luas, ditemani oleh rekan-rekan bisnis Fabian. Mereka memainkan permainan golf dengan santai, namun perhatian Fabian terus-menerus tertuju pada Sarina

Sarina, meskipun berusaha menikmati hari itu, merasakan tatapan Fabian yang selalu menempel padanya. Setiap kali Sarina mengangkat kepala untuk memukul bola atau berbicara dengan Galang, Fabian ada di sana, memastikan bahwa Sarina tidak terlalu jauh darinya

Galang, yang mengetahui sikap Fabian yang semakin posesif, berusaha untuk mencairkan suasana dengan candaan dan perbincangan ringan

"Sarina, gue mau liat pukulan lo dong", ucap Galang sambil tersenyum, berusaha menarik perhatian Sarina agar ia merasa lebih santai, "Pasti lebih jago gue sih, dulu kan gue yang ajarin lo main golf"

Sarina tertawa ringan dan mencoba memukul bola, ia teringat dengan saat-saat bahagia mereka bersama kedua orangtua mereka. Sarina mengikuti instruksi Galang, sedikit bingung dengan tekniknya. Namun, saat Galang mulai bercanda, Fabian tiba-tiba muncul di samping mereka, wajahnya serius

Target 'X'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang