The big apple

56 7 7
                                    

"Sayang, kamu hanya makan setengah porsi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, kamu hanya makan setengah porsi?"

Sarina mengangguk dan tersenyum kecil sambil mengusap mulutnya dengan serbet. Fabian menatap Sarina dengan ekspresi khawatir saat ia menyadari tubuh Sarina semakin kurus dan tampak lelah

"Kamu butuh istirahat, sayang" ujarnya sambil mengusap rambutnya, "Aku sudah atur liburan untuk kita ke New York. Kita bisa habiskan waktu bersama, aku juga sudah bicara dengan dokter di sana untuk memulai program kehamilan"

Sarina terdiam sejenak, mencoba menutupi kegelisahan yang muncul. Liburan ke New York ini bukan hanya tentang istirahat atau sekadar program kehamilan. Ia teringat dengan ucapan Samuel beberapa hari lalu di acara amal, tentang sesuatu yang besar yang akan terjadi di New York. Rencana Fabian ini tidak mungkin kebetulan. Ia sadar, ada agenda tersembunyi di balik liburan yang tampak menyenangkan ini

"New York?" Sarina berpura-pura terkejut sambil tersenyum kecil, "Itu terdengar menyenangkan, tapi... dokter?" ia mencoba beralasan

"Ya", Fabian menegaskan, tatapannya semakin serius, "Ini bukan hanya tentang kita, ini tentang masa depan kita. Aku ingin kita memiliki anak. Aku dengar program kehamilan di sana merupakan yang terbaik"

Sarina tersenyum lemah, menyembunyikan kekhawatirannya. Di balik wajah tenangnya, pikirannya berpacu, mencari cara untuk menghadapi rencana Fabian. Jika Samuel dan Fabian benar-benar memiliki rencana besar di New York, Sarina harus lebih waspada dan mencari cara untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi

"Baiklah, Fabian", jawabnya akhirnya, mencoba memancarkan ketenangan, "Aku akan ikut"

Namun dalam hatinya, Sarina tahu, liburan ini akan menjadi medan perang tersembunyi di antara mereka. Sarina berencana memberitahu tim-nya setibanya di kantor. Sebelumnya, Sarina mengajukan cuti panjang di kantornya untuk alasan pribadi, bersiap-siap untuk mengikuti Fabian ke New York

Kolonel Indra, yang sudah lama memantau Sarina atas perintah Fabian, menanggapi permintaan tersebut dengan senang hati

"Tentu, Sarina", ucapnya dengan senyum ramah, "Liburan yang panjang memang terdengar seperti hal yang kamu butuhkan. Semoga berhasil dengan program kehamilanmu"

Namun, di balik persetujuan itu, Mayor Sena dan Satya tahu bahwa ini bukan liburan biasa. Mereka sudah mendengar rencana Fabian dari Sarina dan paham ada misi besar yang sedang berlangsung, terutama terkait dengan Samuel Halim dan bisnis ilegal yang diduga mereka jalankan di New York. Begitu Sarina selesai berurusan dengan administrasi, Satya segera menghubunginya menggunakan kode toko bunga seperti biasa

"Lo pergi ke New York? Ngapain?", kata Satya melalui telepon, suaranya penuh kekhawatiran

"Iya, gue gak punya pilihan. Nanti kita bicarakan di ruang rapat" jawab Sarina, suaranya rendah namun tegas

Setelah pembicaraan itu, Mayor Sena, Satya, dan beberapa anggota tim berkumpul di ruang rapat rahasia di markas. Tanpa sepengetahuan Kolonel Indra, mereka mulai merencanakan strategi untuk mengawasi pergerakan Fabian dan Samuel. Sena membuka rapat dengan tegas

Target 'X'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang