Pagi itu, Fabian bangun lebih awal dari biasanya. Ia sudah bersiap-siap dengan rencana yang telah matang. Sarina masih tertidur ketika ia keluar dari kamar, memastikan langkahnya tidak membangunkannya
Di luar villa, sebuah mobil hitam dengan jendela gelap perlahan memasuki pondok kecil yang berada di belakang villa. Mobil tersebut bergerak tanpa suara, seperti bayangan yang menyusup di antara pepohonan. Satya yang sudah mengintai sejak malam sebelumnya, tetap diam di posisinya, mengamati setiap gerakan dengan penuh kehati-hatian
Dari balik teropongnya, Satya melihat dua pria keluar dari mobil. Mereka mengenakan pakaian gelap dan tampak terbiasa dengan suasana mencurigakan. Salah satu dari mereka membuka pintu belakang mobil, sementara pria lainnya mulai membawa kotak-kotak besar keluar. Satya memperbesar pandangannya, mencoba memastikan apa yang dibawa oleh pria-pria itu
Melalui komunikasi yang tenang namun tegas, Satya segera melaporkan situasi tersebut kepada Mayor Sena, "Mobil hitam sudah tiba. Fabian memulai operasinya. Sepertinya ini pengiriman yang sudah kita duga. Kita butuh backup di sisi timur villa."
Satya tahu bahwa inilah titik krusial, waktu untuk bertindak semakin dekat. Fabian tampaknya tidak sadar bahwa dirinya sedang diawasi, atau mungkin terlalu percaya diri dengan rencana yang telah diatur. Mobil hitam itu diparkir dengan rapat di belakang pondok kecil, dan beberapa orang mulai bekerja dengan efisiensi yang menandakan bahwa mereka telah melakukannya berkali-kali sebelumnya
Di sisi lain, Sarina yang perlahan mulai terbangun, merasakan sesuatu yang tidak beres. Ia tidak melihat Fabian di sampingnya dan segera mencuri pandang ke luar jendela, mengamati apa yang terjadi di luar villa. Hatinya berdebar, namun ia tetap berusaha tenang. Sarina tahu ini adalah momen penting dalam misinya
Sementara itu, di luar, Fabian berdiri bersama Samuel dan Galang, mengamati pergerakan dari kejauhan, memastikan semua berjalan sesuai rencana. Tapi mereka tidak tahu bahwa tim Satya sudah siap bergerak kapan saja
Satya menajamkan fokusnya ketika melihat beberapa orang digiring masuk ke dalam pondok kecil. Mereka terlihat lemah dan ketakutan, wajah-wajah mereka tampak pucat dan penuh cemas. Satya menelan ludah, menyadari betapa serius situasi ini
Satu sosok yang mencolok di antara mereka adalah Thomas Arya, si pengusaha gelap yang selama ini menjadi musuh dalam bayang-bayang. Thomas berdiri tegak, menatap penuh percaya diri ke arah para tawanan, seolah memegang kendali penuh atas situasi. Senyumnya terlihat sinis, seakan menikmati momen itu
Satya segera berkomunikasi dengan Mayor Sena melalui radio. "Bang, situasi memburuk. Ada tawanan di pondok, dan Thomas Arya ada di sana. Mereka tampaknya sedang melakukan transaksi yang sangat berbahaya."
Mendengar informasi itu, Sena merespons cepat. "Tim akan segera bergerak. Pastikan posisi dan ambil foto sebagai bukti. Jangan sampai mereka menyadari kita ada di sini."
Satya terus mengawasi, mencoba menangkap setiap detail yang bisa ia gunakan nanti. Thomas berinteraksi dengan Fabian dan Galang, terlihat akrab, seolah sudah lama bekerja sama. Percakapan mereka terlihat intens, dan Satya berusaha mendengarkan setiap kata yang terucap
KAMU SEDANG MEMBACA
Target 'X'
غموض / إثارةSeorang agen rahasia mempunyai misi khusus untuk menangkap seorang pria yang ia sebut 'Target X' karena berpotensi membahayakan stabilitas negara. Ketika ia dan 'X' bertemu, mereka malah berhadapan dengan takdir yang tidak bisa diubah -- Sarina Andr...