Hidden truth

107 14 13
                                    

Pemakaman Jenderal Arman adalah upacara yang khidmat dan penuh penghormatan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemakaman Jenderal Arman adalah upacara yang khidmat dan penuh penghormatan. Sarina, Fabian, dan keluarga Arman berkumpul di lokasi pemakaman, dengan suasana yang dipenuhi dengan kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam. Semua anggota militer dan pejabat tinggi hadir untuk memberikan penghormatan terakhir

Sarina tampak pucat dan letih, mengenakan seragam militer formal kebanggaannya. Fabian berdiri di sampingnya, memberikan dukungan dengan keberadaannya, meskipun dia juga tampak cemas dan tidak nyaman dengan situasi tersebut

Di tengah-tengah upacara, Sarina tidak bisa menahan air mata. Dia berdiri di depan peti mati, merasakan beratnya kehilangan orang yang sangat berarti dalam hidupnya. Ketika para pejabat dan rekan-rekannya memberikan penghormatan terakhir, Sarina merasa hancur melihat tubuh ayahnya yang telah meninggalkan dunia ini

Fabian memegang tangan Sarina dengan lembut, berusaha memberikan sedikit rasa tenang

"Kamu kuat, Sarina", bisiknya, "Aku ada di sini untukmu"

Sarina mengangguk pelan, mencoba menguatkan diri meskipun hatinya terasa sangat berat. Dia memandang ke arah peti mati yang kini diturunkan ke liang lahat, dan seolah-olah semua kenangan indah bersama ayahnya kembali membanjiri pikirannya

Ketika upacara selesai, Sarina dan Fabian berdiri di samping kuburan, diikuti oleh keluarga dan rekan-rekan lainnya. Para pelayat perlahan meninggalkan area pemakaman, meninggalkan Sarina untuk berduka dalam kesendirian

Sarina merasakan kesepian yang mendalam saat dia berdiri di sana, mengingat kembali semua momen berharga bersama ayahnya. Di sampingnya, Fabian terus memberikan dukungan, meskipun dia sendiri masih merasakan ketegangan akibat kejadian yang baru saja terjadi

Sementara itu, Satya berdiri tidak jauh dari sana, mengamati dari jarak yang hormat. Meskipun tidak dapat mendekat, dia merasakan kesedihan yang mendalam untuk Sarina, berharap dia dapat menemukan kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini

Upacara pemakaman berakhir dengan suasana yang tenang dan penuh penghormatan, sosok Jendral yang dikagumi itu meninggalkan Sarina dan keluarga untuk selamanya

Sarina duduk di sudut kamar, menutupi wajah dengan tangannya, air matanya mengalir tanpa henti. Kesedihan akibat kehilangan ayahnya, Jenderal Arman, terus membanjiri hatinya, membuatnya merasa terpuruk. Fabian, yang baru saja kembali setelah mengurus urusan bisnis yang tertunda, melangkah masuk ke kamar dan melihat Sarina duduk di lantai, menangis tersedu-sedu

"Sarina..." Fabian memanggil lembut, dengan cepat menghampiri dan berjongkok di depannya

Sarina terkejut, tetapi tidak bisa menahan air matanya. Ia tetap menangis, perasaan hancur dan kalut menguasainya. Fabian segera menariknya ke dalam pelukan, mencoba menenangkannya dengan mengelus punggungnya

"Sayang, aku di sini", bisik Fabian, memeluknya erat. "Aku tahu ini berat, tapi kamu tidak sendiri. Aku akan selalu bersamamu"

Sarina memejamkan mata, meskipun hatinya penuh kecurigaan terhadap Fabian, rasa dukanya yang mendalam membuatnya merasa lelah untuk terus melawan. Ia membiarkan dirinya tenggelam dalam pelukan suaminya, mencoba menemukan kenyamanan dalam sentuhan itu, meskipun perasaan bersalah dan keraguan menghantui pikirannya

Target 'X'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang