The chosen one

69 8 6
                                    

Dalam sebuah pertemuan eksklusif di salah satu ruangan pribadi, Fabian, Samuel, dan Galang duduk mengelilingi meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dalam sebuah pertemuan eksklusif di salah satu ruangan pribadi, Fabian, Samuel, dan Galang duduk mengelilingi meja. Fabian, dengan sikap tenang dan penuh keyakinan, mulai memaparkan rencana besar mereka yang melibatkan Samuel untuk masuk ke dunia politik. Namun, ada ketegangan yang tidak bisa diabaikan; Galang masih tampak marah, wajahnya keras saat melihat Fabian berbicara seakan semuanya berjalan sesuai rencana. Kondisi Andrea yang semakin memburuk jelas masih menyulut amarah di hatinya

"Samuel", kata Fabian sambil melemparkan pandangan percaya diri, "ini saatnya kamu maju. Semua dukungan yang kamu butuhkan sudah diatur. Kita punya jaringan kuat dan dana yang cukup untuk memastikan kemenanganmu. Dari situ, kita bisa mengembangkan 'proyek' ini lebih jauh."

Samuel mengangguk pelan, menyimak setiap kata Fabian. Dia tahu ini adalah kesempatan yang sangat besar baginya, tetapi suasana di ruangan itu tidak bisa sepenuhnya ia abaikan. Galang, yang biasanya tenang dan mendukung setiap langkah Fabian, terlihat tidak seperti biasanya

"Apa semuanya sudah aman?" tanya Samuel, dengan sedikit keraguan di suaranya, "Karena sejujurnya, aku tidak ingin ada masalah yang membuat proyek kita terancam."

Fabian tersenyum kecil, seolah tidak ada yang bisa mengganggunya, "Tentu saja. Segala sesuatu sudah diurus, termasuk dengan mereka yang berusaha menghalangi kita. Sekarang, fokus kita hanya memastikan kamu menang"

Tiba-tiba, Galang yang sedari tadi diam meledak, "Aku tidak peduli soal rencana politik ini, Fabian. Andrea—mama kami—masih dalam kondisi kritis, dan kau masih bisa duduk di sini seolah semuanya baik-baik saja?"

Fabian menghela napas dalam-dalam, memutar kursinya sedikit untuk menghadapi Galang, "Galang, aku sudah bilang semuanya terkendali. Kondisi Andrea tidak akan mempengaruhi apa pun. Kita harus fokus pada masa depan"

"Fokus?!" Galang membentak, suaranya rendah namun sarat dengan kemarahan yang tertahan. "Kau yang menyebabkan ini, kau yang membuat mama jadi seperti ini, dan kau mau bilang fokus pada rencana busuk ini?!"

Samuel terlihat tegang, menyadari adanya konflik yang lebih dalam antara mereka berdua. Fabian tetap tenang, meskipun matanya bersinar dengan kemarahan yang tersembunyi

"Kita tidak punya pilihan", jawab Fabian dingin. "Semua sudah direncanakan. Kamu tahu betul apa yang dipertaruhkan di sini. Jika kita mundur sekarang, semua pengorbanan akan sia-sia"

Galang menggertakkan giginya, tangannya mengepal di meja. Ada momen hening sebelum akhirnya ia memberi keputusan

"Aku hanya akan lanjut jika kau memastikan mama mendapat perawatan terbaik. Jika kau gagal melakukannya, Fabian, maka kita selesai. Aku tidak akan membiarkan ini berlanjut"

Fabian memandangi Galang selama beberapa detik, sebelum akhirnya mengangguk, "Baik, aku akan memastikan mama mendapat perawatan terbaik. Tapi ingat, Galang, kita ini satu tim. Jika salah satu dari kita lemah, semuanya hancur"

Target 'X'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang