Infiltration

97 8 3
                                    

Setelah merencanakan segalanya dengan cermat, Fabian mengajak Sarina untuk pergi ke villa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah merencanakan segalanya dengan cermat, Fabian mengajak Sarina untuk pergi ke villa. Pagi itu, suasana di rumah terlihat berbeda; ada aura ketegangan dan ekspektasi. Sarina berpura-pura bersemangat, meskipun dalam hatinya, ia sudah merencanakan langkah-langkah strategis untuk menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di sana

"Sayang, kita akan menghabiskan akhir pekan yang menyenangkan di villa", kata Fabian sambil tersenyum, tampak sangat antusias, "Galang dan Samuel juga akan ikut. Ini akan menjadi waktu yang baik bagi kita semua"

Sarina menanggapi dengan senyuman, tetapi hatinya bergetar mendengar nama Samuel. Ia tahu, Samuel adalah salah satu orang yang terlibat dalam bisnis gelap Fabian. Namun, ia harus tetap tenang dan memainkan perannya

"Tentu, aku tidak sabar untuk pergi", jawabnya, berusaha meyakinkan Fabian

Setelah semua siap, mereka berangkat menuju villa. Di dalam mobil, suasana terasa akrab, tetapi Sarina bisa merasakan ketegangan di antara Samuel dan Galang. Samuel terlihat ceria, menciptakan suasana seolah-olah mereka akan berlibur, sementara Galang tampak lebih pendiam, seolah sedang merenung tentang sesuatu yang lebih dalam

Setibanya di villa, Sarina merasakan aura misterius yang mengelilingi tempat itu. Taman yang indah dan pemandangan alam yang menawan seolah menutupi rahasia gelap yang tersembunyi di baliknya. Sarina menatap sekitar, mencoba mengingat setiap sudut villa—tempat di mana banyak rencana jahat mungkin sedang disusun

Di dalam villa, Fabian segera mengarahkan semua orang ke ruang tamu yang luas, penuh dengan sofa mewah dan perapian yang hangat. "Sarina, kamu bisa beristirahat, sementara aku akan membahas pekerjaan bersama mereka terlebih dahulu," ujar Fabian dengan nada menenangkan

Sarina mengangguk, ia berpura-pura lelah dan meminta izin untuk beristirahat sejenak. Namun, sambil berjalan menuju kamar, ia merasakan aliran emosi yang mendalam—antara rasa marah, penasaran, dan rasa ingin tahu yang semakin memuncak. Villa ini bukan hanya tempat berlibur, tetapi juga arena di mana semua rahasia akan terungkap

Di dalam kamar villa, Sarina dengan hati-hati mengambil ponselnya dan menghubungi Satya. Suasana tenang di sekitar villa membuatnya merasa lebih leluasa untuk berbicara, meskipun hatinya berdebar-debar

"Gue udah di villa," bisiknya saat Satya menjawab. "Fabian, Galang, dan Samuel ada di sini. Lo pantau terus ya"

Dari ujung telepon, suara Satya terdengar penuh perhatian, "Monitor, Sarina. Kami akan segera menyiapkan tim. Ada info baru?"

"Belum ada, kemungkinan ada pengiriman di sini sesuai dengan dokumentasi yang dulu Vanessa kirim" jawab Sarina, berusaha tetap tenang

Setelah percakapan singkat, Satya berjanji akan menghubungi Mayor Sena untuk segera mengerahkan tim yang diperlukan. Sarina merasa sedikit lega, tetapi ia tahu, semakin dekat dengan Fabian, semakin berbahaya situasi ini

Ia menutup telepon, menatap cermin di depan sambil berpikir. Pikirannya melayang pada rencana Fabian dan bisnis gelap yang mengancam banyak orang. Sarina menyusun strategi di dalam kepala—ia harus bersikap hati-hati dan tidak boleh terburu-buru

Target 'X'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang