Good cop, bad cop

105 13 8
                                    

Sarina mulai melihat tabir yang menyelimuti kehidupan Fabian semakin tersingkap. Sejak malam ketika ia mendengar percakapan telepon yang mencurigakan, Sarina merasa bahwa ada sesuatu yang lebih besar sedang terjadi di balik hubungan mereka. Tawaran Fabian untuk berjalan-jalan ke Paris yang pada awalnya terlihat seperti upaya untuk menghibur dan menenangkan hati Sarina, kini terasa memiliki maksud lain

 Tawaran Fabian untuk berjalan-jalan ke Paris yang pada awalnya terlihat seperti upaya untuk menghibur dan menenangkan hati Sarina, kini terasa memiliki maksud lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di hari ketiga mereka di Paris, Fabian mengajak Sarina ke sebuah pertemuan bisnis. Mereka tiba di sebuah restoran mewah yang eksklusif, tersembunyi di salah satu sudut kota. Tempat itu sepi, tidak ada tanda-tanda pertemuan biasa. Semua tamu yang datang terlihat istimewa, dengan aura kekuasaan yang terasa dari pakaian mahal mereka dan cara mereka berbicara. Sarina mengenakan pakaian formal seperti yang diminta oleh Fabian, tetapi perasaannya jauh dari nyaman

 Sarina mengenakan pakaian formal seperti yang diminta oleh Fabian, tetapi perasaannya jauh dari nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fabian menggenggam tangan Sarina ketika mereka memasuki ruangan privat di restoran tersebut. Di dalam, dua pria sedang menunggu mereka, duduk santai dengan gelas anggur di tangan. Sarina mengenali mereka dari foto yang pernah dilihatnya di handphone Fabian—Richard Adams dan Samuel Halim, dua nama besar yang selama ini disebut sebagai investor utama dalam Alpha Global Ventures

"Ah, Fabian! Senang sekali kau bisa datang", kata Richard, tersenyum tipis sambil berdiri untuk menyambut mereka. Tatapannya beralih kepada Sarina, "Dan ini, tentunya, istri cantikmu"

Sarina mencoba tersenyum meskipun perasaannya bercampur aduk, "Senang bertemu dengan Anda", ujarnya dengan nada yang sopan, berusaha menjaga sikap.

"Kami sudah lama menunggu momen ini, Fabian", ujar Samuel yang langsung menyesap anggurnya setelah memberikan pelukan singkat pada Fabian, "Ada beberapa perkembangan yang harus kita diskusikan"

Fabian duduk, mengajak Sarina untuk duduk di sampingnya

"Tentu saja. Semuanya berjalan sesuai rencana," jawab Fabian dengan tenang, "Kematian Arman memang amat disayangkan, tetapi ini dapat memuluskan jalan kita"

Sarina terdiam sejenak, jantungnya serasa berhenti mendengar ucapan itu. Ia tidak tahu apakah itu maksud tersirat atau hanya kebetulan, tetapi perkataan Fabian membuatnya semakin yakin bahwa ini bukan hanya sekadar pertemuan bisnis biasa

Target 'X'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang