bagian 6

125 26 10
                                    

.
.
.
.

“kalian memang pemberani, aku memang tidak salah pilih” puji makhluk yang bersemayam di tubuh jennie.

“sekarang katakan sesuai janjimu!”

Makhluk itu tersenyum remeh “janji? Kapan aku buat janji?”

“kau..”

Belum sempat Rosie menyelesaikan ucapannya terdengar suara tawa mengerikan dari kamar Jennie, tawa mengerikan yang sebelumnya mereka dengar beberapa saat yang lalu..

“Rosie suara tawanya” bisik Lisa

“aku tau!”

Angin menghembus kencang dari arah luar rumah, membuat foto-foto di dinding berjatuhan kelantai, memecahkan vas bunga dan lampu gantung ruang tamu, lantas disusul suara dentuman nyaring dari pintu rumah yang tertutup kasar.

Ruang tamu menjadi gelap seketika, menyisakan sinar bulan yang masuk melalui ventilasi. Baik Lisa maupun Rosie secara bersamaan menyalakan lampu dari ponselnya.

Detak jantung Mereka berdegup kencang.

“akhirnya! Begitu mudah menjebak kalian!”

“ternyata benar itu suara tawamu” ucap Rosie  melihat sosok yang muncul didepannya dengan bantuan Cahaya senter di ponselnya.

“benar, aku yang mengunjungi kalian di rumah Roy!”

“Dimana mereka?” Tanya Rosie

“disaat seperti ini, kau masih bisa memikirkan orang lain?” tanya makhluk dalam tubuh Jennie kepada Rosie

“tenanglah! Saya hanya membuat mereka lebih lelap tidur di kuburan desa ini!”

Kedua makhluk itu lantas tertawa melihat wajah Rosie dan Lisa, yang berhasil masuk ke jebakan  mereka.

Tubuh Rosie dan Lisa bergetar hebat saat ini, mereka bingung kalut memikirkan cara agar bisa lolos dari makhluk-makhluk mengerikan di hadapannya ini.

“baiklah, sekarang waktunya!”

Makhluk yang membawa Pak Roy dan istrinya, melayang kearah Rosie dengan perlahan.

“aku memilihmu! Karena kau terlihat sempurna untuk berdampingan dengan tubuh yang digunakan istriku!” serunya kepada Rosie

“kau tidak bisa mengambil alih tubuh yang masih hidup kan? Hanya bisa merasuki mereka saja jika tubuh yang kau gunakan masih hidup!” tebak Rosie

“darimana kau tau?”

“karena istrimu mulai masuk kedalam tubuh Jennie dan menguasainya saat Jennie sudah tidak bernyawa!”

“kau memang pintar, aku tidak salah memilihmu” bisiknya lantas menjilat telinga Rosie dengan lidahnya yang Panjang, lengket dan busuk.

Rosie terperanjat dan jatuh terduduk di lantai, air matanya keluar seketika karena syok.

“Rosie!” teriak Lisa, langsung menolongnya bangkit Kembali.

Mereka mudur kearah pintu, dan mencoba membukanya, tapi sia-sia, pintunya seakan-akan terkunci mati.

Sekilas Rosie melirik kearah jendela kayu disamping pintu.

“dobrak jendelanya, aku akan mengalihkan perhatian mereka” bisik Rosie pada Lisa

“Terus kamu gimana?”

“tenang aku punya rencana!”

Lisa menggeleng. “enggak! Jangan berpikir untuk menjadi pahlawan di saat-saat seperti ini Rosie!”

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang