"Itu yang ingin aku sampaikan kepadamu, Nak," ucap Nek Yuyun. ”Dia…."
.
.
.
."Akhirnya kau datang, Rosie," ucap Lisa, saat menyadari kehadiran sahabatnya itu.
Dia sedang duduk di tepi gunung menatap kabut di Lembah pagi hari ini.
"Maaf tak bisa membantu di saat-saat terakhir, karena kehadiranmu di sini, pertanda masalah telah berakhir, kan?" lanjut Lisa lagi.
Rosie mengangguk.
"Kembalilah ... kembalilah untuk hidup di dalam tubuhku," ucap Rosie langsung ke inti permasalahan.
Lisa menoleh, sama seperti Jennie dan arwah lainnya, wujud mereka masih sama, tetapi kulitnya pucat pasi.
"Aku sudah mati!" seru Lisa dengan suara bergetar. "Apa bedanya... aku hidup di tubuhmu atau memilih begini? Aku tetap saja sudah mati!"
Selama bersahabat dengan Lisa, baru kali ini dia menangkap kesedihan yang mendalam dari tatapan dan ucapan sahabatnya itu, membuat Rosie kesulitan merangkai kata, tetapi dia tak mau menyerah.
"Aku paham yang kau rasa. Aku paham yang kau pikir. Aku pun akan merasakan hal yang sama jika di posisimu, tapi ... tidak inginkah kau menemani dan menjaga kedua orangtuamu hingga mereka tua nanti?"
Lisa tertawa "AKU INGIN!.. AKU MAU!.. TAPI BAGAIMANA AKU MENJALANI HARI SEBAGAI DIRIMU? BAGAIMANA AKU BISA MELIHAT KESEDIHAN.. MEREKA SETIAP WAKTU? KESEDIHAN ORANG TUA KU?"
Rosie tersedak ,sudah lama lisa tidak meneriakinya saat bicara empat mata
“L..Lisa..”
"aku ingin,, aku mau tapi bagaimana caranya?" ucap lisa lirih.
lama Rosie termenung, dia tidak bisa dengan egoisnya memaksa Lisa untuk mengikuti rencananya begitu saja tapi tetap saja itu satu-satunya solusi terbaik yang ada saat ini.
"jika aku menemukan solusi terbaik untukmu, maukan kau hidup sebagai diriku?" tanya rosie setelah lama menimbang
.
.
.
."Kamu yakin mereka akan percaya?" tanya Lisa saat berada di depan Ambulance yang Tengah menangani jasadnya.
Setelah pembahasan Panjang dengan Rosie pagi itu, dia akhirnya mencoba menerima dan bersedia untuk menempati jasad Rosie.
"Tak ada salahnya mencoba, kan? Lagi pula, lihat kita!"
Lisa melihat Rosie, lantas melihat pantulan dirinya sendiri di kaca mobil Ambulance itu
"Ada dua Rosie!" Rosie tertawa. "Sekarang, Rosie yang di kaca adalah kamu—Lisa."
Lisa mengusap-usap wajahnya, menyurai rambut yang berbeda dengan rambut poni belah tengahnya.
"Rosie, boleh aku bertanya?"
"Hem, apa?"
"Kenapa kamu masih Insecure dengan wajah seperti ini?, kamu seharus nya punya banyak teman, tidak selalu dengan ku, atau bahkan...?"
"Sialan, kau!" umpat Rosie, lalu ikut membantu Pak RT dan Pak Roy, juga petugas ambulance untuk mendorong brankar Lisa.
Rosie tahu, walau Lisa terlihat tertawa karena berhasil mengejeknya, dalam hatinya dia masih bersedih.
Tak mudah bagi Rosie meyakinkan Lisa untuk menjalankan rencananya ini, karena saat sudah masuk ke tubuh Rosie, Lisa tak bisa memilih keluar kembali seenaknya selain menunggu waktunya mati lagi, atau bunuh diri yang tentu itu tidak mungkin untuk di lakukan, jadilah dia tak bisa mundur lagi, dan mengikuti rencana Rosie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Lain 2 ☑️
HorrorDunia Lain.. Kisah satu kepala keluarga yang melakukan kesalahan membuat malapetaka hingga merugikan satu desa. Datang lah dua orang sahabat yang bermaksud untuk mengulik semua kejadian janggal di desa itu. Namun beberapa kejadian tidak terduga dat...