bagian 9

94 20 4
                                    

.
.
.
.
Suasana Desa Lembah Tujung mendadak ramai dengan teriakan histeris, tangis, juga umpatan.

Keluarga mereka, anak, ayah, ibu, dan kakak, maupun adik, tiba-tiba saja tergeletak tak bernyawa di rumah, di warung, bahkan di lapangan, sebuah tragedi terjadi melebihi apa yang Rosie bayangkan, melebihi apa yang ingin dia dapatkan untuk tulisannya.

"Apa yang terjadi, Rosie?" tanya Lisa memecah lamunan Rosie.

Mereka kini berada di depan rumah salah satu warga yang keluarganya juga mengalami hal serupa.

Rosie teringat kembali dengan apa yang dia alami ketika berada di pondok kecil milik Mino, di tengah-tengah Hutan saat itu.

"Racun!" Akhirnya Rosie bersuara, membuat segala perhatian tertuju padanya.

"Racun?" tanya Pak RT

"Ya!" seru Rosie. "Ketika berada di pondok tengah-tengah Hutan itu saya dicekoki cairan hitam pekat oleh Jin yang merasuki tubuh Mino, cairan pemutus tali jiwa katanya!"

Lisa menggapai kedua bahu Rosie, memutar tubuh sahabatnya itu menghadapnya.

"Maksudmu, kamu juga meminumnya? Kamu juga akan mengalami seperti mereka?" panik Lisa

Rosie memejamkan mata. "Sepertinya...iya" jawabnya getir.

"Sial!" umpat Lisa keras-keras. "Apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Lisa menatap bergantian ke arah Pak RT dan Pak Roy Tubuhnya bergetar ngeri karena hal itu akan segera menimpa sahabatnya.

"Saya pun tidak tahu, tetapi jika itu benar, semua warga sudah teracuni tanpa mereka sadari. Masalahnya ialah, melalui apa? Jika kita tau sumber penyebabnya, maka kita bisa menghentikan rantai penyebaran racun tersebut." Pak RT angkat bicara.

"Ada sebuah penampungan air di bukit yang berada di Lereng gunung!" seru Pak Roy dengan tangan bergetar menunjuk ke arah jalan menuju penampungan air tersebut.

"Aahh, Benar! Saya lupa penampungan air itu milik Mino!" ucap Pak RT lagi.

"Ada penampungan air?"

Para pria paruh baya itu mengangguk serempak menjawab pertanyaan Rosie.

"Saat musim kemarau seperti ini, sumur di desa airnya menjadi keruh tak layak konsumsi, bahkan untuk sekedar mencuci. Satu-satunya air yang digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari penampungan air di lereng gunung, di mana Mino yang membangunnya  untuk desa"

"Di mana letaknya, Pak? Dekat tower? Kebetulan saya pernah naik ke atas hingga mencapai towernya” ucap Rosie.

Pak Roy menggeleng. “Tidak sejauh itu, karena jalannya terlalu menanjak jika ke tower, posisinya berada di tengah-tengah,” jelasnya

"Jika benar dari sana sumbernya ...." Pak RT menggantung ucapannya.

Tanpa menyelesaikan ucapannya pun mereka mengerti yang ada di pikiran Pak RT, pemikiran bahwa mereka juga sudah meminum racun tersebut tanpa sadar.

"Saya pikir mereka baru-baru ini menabur racun itu, buktinya dia mencekoki saya cairan itu! Jika sudah lama, harusnya tak perlu dia lakukan lagi, karena kami sudah meminum air putih di sini saat makan malam di rumah Pak Roy," ucap Rosie menjelaskan perkiraannya.

Wajah mereka yang mendengar kembali semringah, masih ada kemungkinan mereka tak meminumnya, dan tak perlu takut mengalami kejadian di luar nalar itu.

"Kalau begitu kita masih ada waktu!" seru Pak RT. "Biar saya dan Roy yang mengosongkan air di penampungan itu."

"Lalu apa yang dapat kami lakukan?” tanya Lisa, mewakili pertanyaan yang mengambang di kepala Rosie juga.

“Menghentikan penyebaran racun penting, tetapi tak cukup itu saja, kita harus menemukan cara untuk menghentikan Jin di dalam tubuh Mino, juga menemukan cara untuk membuang racun yang telah di minum warga yang masih hidup dan juga membuang racun yang ada dalam tubuh Rosie." Jelas Lisa

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang