bagian 10

99 22 6
                                    

.
.
.

"Yang perlu kalian ingat adalah, jangan sampai salah satu dari dua cincin ini Hilang dari kalian! Jika sampai itu terjadi, salah satu di antara kalian yang masuk ke dalam Jungsemi, tidak akan pernah kembali!" Nek Yuyun memperingatkan Rosie dan Lisa, lantas memberikan sebuah tali tipis Hitam.

Rosie menerima benang tersebut diikuti tatapan penasaran Lisa.

"Apa yang membuat kami saling terkoneksi satu sama lain melalui cincin ini?" tanya Rosie.

Lisa mengangguk menyetujui pertanyaan sahabatnya itu.

"saling menjaga cincin ini, sama dengan menjaga kalian satu sama lain, pakai saja!"

Rosie dan Lisa pun memangguk, Lisa memasangkan di jarinya, sedangkan Rosie melepas kalung dan menggantungkan cincin itu di lehernya.

"Sebaiknya kalian bergegas sekarang, karena racun itu punya waktu reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang yang meminumnya." Nek Yuyun Kembali duduk di bangku kayu nya

“Tergantung dari tingkat daya tahan tubuh orang yang meminumnya, jika mentalnya kuat maka semakin lama hingga racun tersebut berhasil memutus seluruh tali jiwa, tapi jika mentalnya lemah, sekali teguk saja bisa langsung mati," tambahnya.

Mereka paham dengan apa yang Nek Yuyun maksud, dan itu membuat mereka benar-benar harus bergegas, sebab mental seseorang sulit ditakar oleh manusia lainnya, tak ada yang tahu siapa lagi yang akan menjadi korban selanjutnya.

Rosie bersimpuh dan menyentuh tangan Nek Yuyun yang berada di lututnya . "Kami pamit dulu," ucap Rosie

Nek Yuyun menatap mata Rosie yang bermata cokelat dengan saksama, lantas menyambut tangan Rosie oleh tangan lainnya.

"Awalnya aku ragu, tetapi setelah melihat sinar matamu, keraguanku hilang seperti debu. Tatapanmu sama seperti tatapan Perempuan yang kukenal!" serunya membuat tanda tanya di kepala Rosie kembali muncul.

"Siapa?" tanya Rosie tak mampu menahan rasa penasaran.

Nek Yuyun menyipitkan matanya. "Atau mungkin ... kalian memiliki
hubungan darah?"

Lisa hanya mendengar percakapan mereka dengan wajah bingung.

"Siapa namanya?" kejar Rosie lagi.

"Putri Veronie!" tandas Nek Yuyun

Rosie dan Lisa dibuat terbelalak mendengarnya.

"Bagaimana Nenek tau Mama Rosie?" tanya Lisa takjub.

Nek Yuyun mengangguk sambil senyum. "Jadi benar? Kalau begitu kau orang yang tepat untuk menghentikannya! Biar kau yang masuk, dan temanmu yang tetap disini jangan lupakan cincin kalian sebagai jalan kembali!" Dia menatap Rosie dan Lisa bergantian.

"Bagaimana Anda mengenal Mama Saya?"

"Aku bisa menceritakan detailnya, tetapi bukankah saat ini ada yang lebih penting untuk kalian lakukan? Atau aku salah?"

Lisa menatap Rosie yang terdiam, dia mengerti apa yang ada di pikiran Rosie saat ini, yang ingin tahu lebih banyak tentang Mamanya yang sudah meninggalkannya sejak kecil.

Lisa menepuk bahu kanan Rosie. "Rosie, kita bisa kembali ke sini lagi setelah semua selesai!" serunya mencoba menenangkan pikiran sahabatnya itu.

Rosie menarik napas panjang, dan mengembuskannya perlahan. "Baiklah, ayo kita pergi!"

Nek Yuyun tersenyum puas mendengarnya. "Semoga berhasil, Nak," doanya.

Rosie dan Lisa pun keluar dan pergi dari rumah Nek Yuyun, “Cucuku sudah besar!” gumam Nek Yuyun melihat punggung Rosie dan Lisa.

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang