bagian 12

92 20 12
                                    

Takdir Rosie dalam ff ini udah aku kasi bocoran di bab 7 ya..

.
.
.
.
.

"Argh ... sial!" gerutu Lisa merasakan sakit di tangannya.

Akhirnya dia membuka mata setelah sebelumnya kehilangan kesadaran diri beberapa saat. Diedarkannya pandangan ke sekitar.

"Pak RT! Pak Roy!” panggilnya saat melihat sosok kedua orang tersebut, yang juga terikat di sebuah tiang besi di Hutan ini, sama sepertinya, tetapi mereka tak menjawab.

Suara tawa terdengar kemudian. "Sudah sadar teman?”

Mata Lisa membeliak melihat sosok yang tengah berbicara.

"Kau bukan Rosie! Tunjukkan wujud aslimu!” serunya dengan dada bergemuruh, membayangkan nasib sahabatnya yang dia tinggalkan di Jungsemi, karena sosok palsu di hadapannya itu.

Makhluk yang menyerupai Rosie tertawa mendengar ucapan Lisa, lantas menampakkan wujud aslinya, karena tujuannya menyerupai Rosie telah selesai.

"Sekarang kau puas?" tanya makhluk bertubuh jangkung tersebut.

"D-di mana, Rosie?"

"Dia? Dia ... sudah mati!"

"BOHONG!" teriak Lisa sekuat tenaga.

Si Makhluk itu membungkung, wajahnya yang hancur dan penuh nanah itu kini tepat di depan wajah Lisa.

"Kau tidak percaya? Lantas untuk apa kau bertanya?"

Lisa tersadar, memang tak ada guna bertanya kepada setan, karena ucapan mereka sama sekali tak bisa dipercaya.

"Lalu siapa kau?" tanya Lisa lagi, dengan wajah memaling ke kanan, dia tak tahan melihat dan mencium bau menyengat dari wajah itu.

"Aku? Aku dikenal dengan banyak nama, tapi satu yang perlu kau tau, moyangku adalah makhluk terkuat di muka bumi ini, yang selalu memberi kehancuran di muka bumi ini” serunya dengan penuh rasa sombong.

Lisa tertawa. "Kau memang setan sejati! Hal buruk seperti itu pun kau menyombongkannya!"

"DIAM!!"

Telinga Lisa berdenging, hidungnya mengeluarkan darah karena teriakan makhluk itu.

"A-apa itu barusan?" gumam Lisa dengan darah merembes ke mulut.

"Mungkin manusia memang yang terbaik, tetapi bagi kami kalian begitu rendah dan hina! Kalian juga amat lemah, jadi jangan meremehkan kami!"

“HUEEEKKK….”

Karena berhadapan dengan sangat dekat, Lisa tak mampu menahan mulutnya untuk memuntahkan segala isi perut.

"Maaf... aku tidak tahan dengan bau busukmu!" seru Lisa sambil cengengesan.

Amarah makhluk itu meledak, mendapati perlakuan Lisa yang merendahkannya. Dia berdiri dengan tegak kini, mengangkat kaki kanan hendak menginjak Lisa.

“Hentikan!" seru makhluk yang menguasai tubuh Mino.

"Baik, Tuan!" serunya kemudian berlutut di hadapan Mino.

Mino menatapnya dengan sebuah senyuman di bibir. "Jangan gegabah, jangan sampai persiapan kita rusak karena amarahmu!"

"Baik, Tuan!" menundukkan kepalanya kini.

Lisa yang belum tahu siapa sebenarnya di dalam tubuh pria paruh baya itu, terpana melihat situasi di hadapannya.

Kenapa Makhluk tersebut tunduk dan takut kepadanya? Begitulah yang Lisa pikirkan.

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang