bagian 7

144 23 10
                                    

.
.
.
Perlahan mata Rosie terbuka, sinar matahari yang masuk lewat ventilasi jendela didekatya, menerpa tepat kearah matanya.

“selamat datang orang asing yang rela mengatarkan nyawa untuk mengurusi hal yang bukan urusannya!” ujar seorang Pria paru baya

“sorang Perempuan seharusnya hanya bersenang-senang dengan kehidupannya bukan untuk mengurusi urusan orang!” tambah pria itu

“s-siapa kau?” gugup Rosie

Rosie mengedarkan pandangan, mendapati dirinya berada dalam sebuah gubuk sederhana dengan posisi terbaring dan terikat diatas meja kayu.

Pria paruh baya itu tersenyum licik “aku? kau bisa memanggilku Mino Ayah dari Jennie!”

Rosie membulatkan mata saat mendengarnya “k-kau?”

Rosie teringat dengan cerita Jennie semalam, jika ayah nya memang berada di sebuah rumah kecil di Tengah hutan, berarti benar orang yang ada dihadapannya sekarang adalah ayah dari Jennie.

Mino mendekati Lilin yang menyala disisi Dimana Rosie berbaring, deretan Lilin itu memutar berbentuk Bintang.

“terkejut?” tanya nya

“kenapa kau melakukannya?”

“apa?”

“semua ini? bahkan kau menjadikan anak dan juga istrimu sebagai tumbal!”

Mino lantas tertawa “Maksudmu Jennie dan Irene?”

“memangnya siapa lagi?” ucap Rosie sambil mencoba menggerakan tangan dan kakinya, tapi ikatan itu terlalu kuat.

Mino Kembali menatap wajah Rosie udai menghidupkan Lilin yang mati

“mereka bukan lagi keluarga ku, jadi tidak ada yang salah jika aku menumbalkannya” bisik Mino

“apa maksudmu?” tanya Rosie

Mino tertawa ”lagipula, pada akhirnya mereka akan mati juga kan? Aku hanya mengambil keuntungan dengan mempercepat waktu kematian mereka!’

“keuntungan?.. apa yang akan kau dapatkan? Apakah setara dengan nyawa mereka?”

“keabadian! Demi itu aku rela menukar nyawa siapa saja, apalagi mereka bukan keluargaku!”

Rosie mengernyitkan dahi. Lagi-lagi Mino mengatakan hal itu.

“bukan keluarga mu?”

Mino tersenyum “kau bisa mengenali Jennie yang ada, adalah bukan Jennie yang sebenarnya, tapi kau tidak mengenaliku?”

Pertanyaan itu semakin membuat Rosie bingung.

Mino berbalik berjakan kesebuah meja kayu sajen untuk mengambil pisau belati bergagang perak.

Rosie mulai memberontak “siapa kau? Kau bukan ayah Jennie yang sebenarnya? Apa mungkin..?”

“kau mau tau? Sungguh?” Mino tertawa keras “kau sungguh aneh! Kenapa begitu tertariknya denganku?”

Sekelebat bayangan hitam masuk lewat ventilasi di atas jendela mendekati Mino dan berwujud menjadi sosok gelap disampingnya.

“ohh ternyata begitu? Penulis, ya? Menarik!” seru Mino setelah mendapat bisikan dari sosok tersebut, tangannya yang aktif mengusap belati yang tajam itu dan mendekati Rosie

“a-apa yang mau kau lakukan?” tanya Rosie

Mino memaikan belatinya di lengan kiri Rosie, menyeret benda tajam itu turun dari bawah bahu hingga ketelapak tangan.

“Anak gadis yang sangat tidak beruntung, seharusnya kau bersenang-senang di rumah mu bersama keluargamu, bukanya untuk ikut camur dan menyerahkan nyawamu disini”

Sisi Lain 2 ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang